Berita Boyolali Terbaru
Tak Banyak yang Tahu, Sejarah Kopi di Boyolali : Ada Sejak 200 Tahun Lalu, Pionirnya Tinus Dezentje
Ternyata di Kabupaten Boyolali misalnya, tak hanya jadi gudang sapi, tetapi di daerah tersebut perkebunan kopi mudah dijumpai.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kini, warung kopi atau coffee shop bertumbuh ada di mana-mana.
Namun pernah berpikir dari mana asal muasal kopi hingga sapai di kedai kopi tersebut?
Ternyata di Kabupaten Boyolali misalnya, tak hanya jadi gudang sapi, tetapi di daerah tersebut perkebunan kopi mudah dijumpai.
Kopi Boyolali bahkan mempunyai sejarah sangat panjang.
Sudah lebih 200 tahun, tanaman kopi tumbuh subur di dataran tinggi lereng Gunung Merapi-Merbabu.
Pemerhati Sejarah dan Budayawan Boyolali, Mas Koes mengungkapkan kopi di Boyolali bisa dibilang punya nilai sejarah yang sama dengan kopi di tanah Parahyangan, Jawa Barat.
Sejak sekitar tahun 1815, tanaman kopi mulai ditanam di wilayah Ampel oleh Johannes Augustinus Dezentje atau Tinus Dezentje
Pengusaha perkebunan pertama di Vorstenlanden (sebutan bagi wilayah-wilayah di Surakarta dan Jogja) pada masa pemerintahan Hindia-Belanda mulai membuat perkebunan kopi.
Perkebunan itu di wilayah Banaran, Bawen hingga lereng gunung Merapi-Merbabu atau seluas 1.275 hektar.
Tak salah jika, luas perkebunan Kopi yang berpusat di Ampel ini menjadi yang terbesar kedua di pulau Jawa setelah Parahyangan.
“Ampel menjadi pusat perkebunan Kopi saat itu. Bahkan beliau (Johannes Augustinus Dezentje) hidup hingga meninggal di Ampel ini,” terang dia kepada TribunSolo.com, Minggu (9/1/2022).
Baca juga: Tak Sirna Dihantam Pandemi, Petani Kopi di Lereng Sindoro-Sumbing Sumringah Kumpulkan Pundi-pundi
Baca juga: Deklarasi, Tukang Parkir di Solo Minta Ketum PDIP Megawati Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024
Bahkan lanjut dia, bekas-bekas kejayaan Kopi Ampel saat ini masih dapat ditemui.
Di Beberapa lokasi, masih ada sejumlah pohon kopi berukuran besar dan tinggi tumbuh subur di kaki Gunung Merbabu ini.
Anggota komunitas Pemerhati sejarah dan Budaya Boyolali Johannes Augustinus Dezentje, Ibnu menambahkan, sosok Johanes datang ke pulau Jawa sebagai seorang militer Belanda.
Dia putra dari seorang pegawal berkebangsaan Eropa untuk raja dari Kasunanan Surakarta, bernama August Jan Caspar.
Karena dedikasinya terhadap pemerintah kolonial saat itu, apalagi dalam Perang Jawa melawan Diponegoro dia akhirnya mendapat penghargaan.
Hingga akhirnya berpindah ke wilayah Ampel setelah menikahi kerabat Keraton Surakarta bernama Raden Ayu Tjokrokoesoemo.
Baca juga: Tirtonadi Solo Digelontor Rp 40 Miliar, Akan Ada Hotel di Terminal, Harga Tak Lebih dari Rp 300 Ribu
Baca juga: Waspada DBD di Boyolali, Pekan Pertama Januari 2022 Sudah Ada 9 Kasus
“Tinus (Johanes) ingin membangun rumah dan mengembangkan usaha perkebunannya di wilayah Ampel. Di apun membawa tanaman kopi dan istrinya untuk tinggal di Ampel,” ujarnya.
Salah satu bagian dari sejarah kopi Boyolali ini sampai sekarang dapat ditemui di wilayah Desa Candi, Kecamatan Ampel.
"Ada kompleks makam tua yang diberi nama Makam Kerkhof Dezentje yang merupakan tempat pemakamanan Johannes Augustinus Dezentje besarta keluarga lain," jelas dia. (*)