Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Kabar Baik di Wonogiri, Dalam Sebulan Tidak Ada Pemakaman dengan Protokol Kesehatan Covid-19

Selama satu bulan di Kabupaten Wonogiri diklaim tidak melakukan pemakaman dengan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI : Sejumlah pemikul jenazah dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) menggotong dan memakamkan peti berisi jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Cikadut, Jalan Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). Para petugas pemikul jenazah di TPU Cikadut kini sudah bekerja kembali setelah direkrut menjadi Pekerja Harian Lepas (PHL) oleh Pemerintah Kota Bandung, sehingga tidak lagi memunculkan polemik tarif pikul jenazah. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Selama satu bulan di Kabupaten Wonogiri diklaim tidak melakukan pemakaman dengan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menuturkan di tahun 2022 ini, pihaknya belum melakukan pemakaman warga dengan prokes.

Bambang menjelaskan, kali terakhir pihaknya membantu melakukan pemakaman pasien dengan prokes yakni pada Jumat (3/12/2021) lalu.

"Ada di Kecamatan Ngadirojo, langsung dilakukan oleh teman-teman BPDB dengan relawan Jogo Tonggo," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (11/1/2022).

Sementara itu, untuk laporan yang diterima pihaknya terkait pemakaman dengan prokes, adalah di hari Kamis (9/12/2021) di Kecamatan Manyaran.

Namun saat itu, menurutnya tim dari BPBD tidak ikut membantu. Sebab pemakaman telah dilakukan oleh pihak keluarga dibantu dengan relawan Jogo Tonggo.

Kendati telah satu bulan lamanya di Wonogiri tidak mencatatkan pemakaman dengan protokol kesehatan, pihaknya tetap siaga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Kita tetap siaga, tetap siap. Bahkan ketersediaan perlengkapan seperti APD (alat pelindung diri) tetap kita lakukan pengecekan," tutur Bambang.

Baca juga: Waspada! Leptospirosis karena Tikus Masih Jadi Penyakit Mematikan di Wonogiri, Satu Orang Meninggal

Baca juga: BREAKING NEWS : Vaksinasi Booster untuk Warga di Solo Ditunda, Tak Jadi Tanggal 12 Januari 2022

Selain itu, Bambang juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada. Pasalnya, pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih mengancam.

Seluruh masyarakat tentu tidak mau apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Wonogiri akibat kelalaian, terlebih di Indonesia juga telah terdeteksi varian baru virus yakni Omicron.

"Tetap harus waspada, bencana pandemi belum berakhir. Kan juga ada yang terpapar tapi tanpa gejala. Itu juga perlu di waspadai," tegas dia.

Disisi lain, berdasarkan data yang dihimpun dari website Pemkab Wonogiri di wonogirikab.go.id/informasi-corona, hingga Senin (10/1/2022) pukul 21.00 WIB, jumlah kasus aktif di Wonogiri tinggal 1 kasus saja.

1 pasien aktif tersebut pun menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Sementara itu, untuk jumlah kematian kumulatif hingga waktu yang sama mencapai 1.405 kasus.

Sementara itu untuk peta sebaran kasus, dari 25 kecamatan di Wonogiri, hanya empat yang berada di zona kuning atau resiko rendah sementara sisanya berada di zona hijau.

Vaksinasi Booster Ditunda

Kabar terbaru dari Pemkot Solo, jika vaksinasi booster untuk masyarakat yang rencananya Rabu 12 Januari 2022, dipastikan ditunda.

Ketua Satgas penengaban Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan program vaksinasi booster belum akan digelar besok.

"Belum, belum dimulai vaksin boosternya," ujar Ahyani saat ditemui di Balaikota Solo, Selasa (11/01/2022).

Lanjut Ahyani, saat ini masih menunggu aturan teknis dan sasaran vaksinasi.

Serta untuk aturan berbayar tidaknya vaksin booster tersebut.

"Belum tahu juga vaksin yang akan didapat apa, masih menunggu koordinasi dengan pemerintah pusat," katanya

Sementara itu, Dinas kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan hal yang sama untuk vaksinasi booster tersebut.

"Yang jelas saya akan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat, vaksin yang dipakai apa, siapa yang berhak, kapan seperti itu, menunggu itu," ungkapnya.

Baca juga: Vaksin Booster Gratis untuk Seluruh Raykat Indonesia, Mulai 12 Januari, Ini Syarat Penerimanya

Baca juga: Ogah Laporkan Balik Ubedilah Badrun, Gibran Beri Pesan Mendalam : Kalau Saya Salah Tangkap, Enak Kan

Menurutnya, jika aturan itu sudah keluar maka dinas kesehatan sudah siap untuk melaksanakan vaksinasi booster tanpa harus meninggalkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun.

"Kami atur yang baik, vaksinasi booster ya vaksinasi anak sekolah ya jalan," ucapnya.

Menurutnya, saat ini capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah 61,5 persen atau setara 30 Ribu anak yang sudah di vaksin.

"Pekan depan kita suntik kan dosis kedua, targetnya bulan Februari selesai," jelas dia.

Penegasan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemberian vaksin booster gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan program vaksinasi Covid-19 booster atau dosis ketiga dimulai pada Rabu (12/1/2022).

Lebih lanjut, ia juga mengungkap syarat penerima vaksin dosis ketiga yakni sudah disuntik vaksin dosis kedua lebih dari 6 bulan.

Baca juga: Jadwal Vaksin Anak Boyolali Selasa 11 Januari 2022: Ada 22 Ribu Dosis, Digelar di 6 Kecamatan 

"Syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk menerima vaksinasi ke-3 ini adalah calon penerima sudah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua lebih dari 6 bulan sebelumnya," kata Jokowi melalui YouTube Sekretariat Presiden via Kompas.com, Selasa (11/1/2022).

Program vaksinasi ini diprioritaskan untuk usia 60 tahun ke atas dan kelompok rentan.

Ia juga menegaskan pemberian vaksin dosis ketiga ini gratis.

"Sekali lagi saya tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah yang utama," jelasnya.

Sementara itu, menurut Jokowi tujuan vaksinasi dosis ketiga untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat mengingat virus corona terus bermutasi.

Jokowi juga mewanti-wanti seluruh pihak untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meski sudah divaksin.

"Karena vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan merupakan kunci dalam mengatasi pandemi Covid-19," ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, ada lebih dari 20 juta penduduk yang memenuhi kriteria penerima vaksin booster.

Baca juga: Sosok Brigadir Miswandi, Polisi yang Gantikan Jaga Jemuran Gabah Agar Warga Bisa Pergi Vaksin

Baca juga: Syarat dan Kriteria Penerima Vaksin Booster, Dimulai 12 Januari 2022, Gratis atau Bayar?

Hal tersebut diungkanya dalam konferensi pers daring pada Senin (3/1/2022) lalu.

Selain itu, ia juga memperkirakan setidaknya dibutuhkan 230 juta dosis vaksin untuk program vaksinasi ini.

Terkait jenis vaksin yang digunakan untuk booster, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use (EUA) untuk 5 jenis vaksin.

Kelima vaksin itu adalah vaksin Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Zifivax.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved