Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Viral Bambang Soesatyo Jual Video Kecelakaan dengan Sean Gelael di OpenSea, Harganya Fantastis

Transaksi jual-beli pasar Non-Fungible Token (NFT) kini tengah digandrungi di Indonesia.

Istimewa
Bamsoet dan Sean Gelael di Reli Meikarta menggunakan Citroen C3 R5. 

TRIBUNSOLO.COM - Transaksi jual-beli pasar Non-Fungible Token (NFT) kini tengah digandrungi di Indonesia.

Hal ini mencuat saat viralnya Ghozali yang menjual foto selfinya dengan harga yang fantastis.

Baca juga: Kaya Mendadak Berkat NFT, Ternyata Pria Ini Cuma Jual Gambar Tempat Sampah, Raup Uang Rp 3,6 Miliar

Seakan tak mau kalah baru-baru ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) akan menjual video kecelakaan dirinya bersama Sean Gelael saat Kejurnas Meikarta Sprint Rally di Sirkuit Meikarta, November 2021.

Video itu akan dijual di OpenSea, marketplace NFT paling populer di Indonesia saat ini.

Dilansir dari TribunVideo, hal itu dikatakan Bamsoet di Studio Podcast Digital Bamsoet Channel, Jakarta, Jumat (4/2/22).

Saat itu ia tengah berbicang bersama Advisor to SE Asian Web3 and NFT Project Ihsan Fadhlur Rahman dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras).

Bamsoet mengungkapkan, ada tiga video kecelakaan sprint rally di Sirkuit Meikarta bersama pebalab Sean Gelael.

"Bagaimana dan kapan kepastian penjualan perdananya dimulai, tunggu tanggal mainnya," ujar Bamsoet usai Ngobrol Santai (Ngobras) bersama Advisor to SE Asian Web3 and NFT Project Ihsan Fadhlur Rahman, di Jakarta, Sabtu (5/2/22).

Masing-masing video rencananya akan dijual dengan harga 5 Ethereum.

Untuk diketahui, 1 Ethereum saat ini senilai dengan 2.840 US Dolar.

 Jika ketiganya laku, berarti minimal Bamsoet akan mendapatkan 15 Ethereum atau sekira Rp 650 juta lebih.

Baca juga: Mengintip Besarnya Pajak yang Harus Dibayar Ghozali Everyday Berdasarkan Penghasilannya Jual NFT

Ketua Ikatan Motor Indonesia ini menyebut, seluruh hasil penjualannya, akan disumbangkannya untuk pembangunan masjid.

Baik uang yang didapat dari penjualan perdana maupun dari royalti setiap kali video tersebut nantinya diperjualbelikan kembali oleh para pihak lainnya.

Bamsoet ingin merubah tragedi menjadi berkah, yang bisa dimanfaatkan untuk membangun rumah ibadah.

"Seluruh hasil penjualannya, baik yang didapat dari penjualan perdana maupun royalti setiap kali video tersebut diperjualbelikan kembali oleh para pihak lainnya, akan saya sumbangkan untuk pembangunan masjid. Tunggu tanggal mainnya," ujar ketua umum IMI ini.

Selain itu, ia ingin mendorong generasi muda untuk turut aktif memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang menunjang sektor ekonomi digital.

Bamsoet optimis dengan tingkat kreativitas yang tinggi, generasi muda pasti bisa menghasilkan sebuah karya hebat yang bisa dijual melalui NFT.

Terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi tersebut, target pasar yang bisa didapat tidak hanya dari dalam negeri saja.

"Melainkan bisa diakses oleh berbagai orang dari seluruh penjuru negara dunia," pungkas Bamsoet.

Mengapa harga NFT bisa tinggi?

Mengapa harga NFT bisa tinggi, dan faktor-faktor apa yang membuatnya menjadi mahal? Dikutip KompasTekno dari Alan Turing Institute, Selasa (18/1/2022), alasan paling mendasar adalah karena tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT.

Dengan kata lain, tidak ada aktor dominan yang bisa mengendalikan harga di NFT. Peneliti di Alan Turing Institute menyebut bahwa terdapat heterogenitas yang sangat luar biasa besar dalam perdagangan NFT.

Banyak karya seni digital NFT yang tersedia tapi tidak ada yang menguasai penentuan nilai atau harganya.

Nilai atau harga dari NFT sepenuhnya dibuat antara penjual dan pembeli bukan ditentukan pihak ketiga, seperti pada perdagangan konvesional yang membutuhkan campur tangan pemerintah atau perusahaan besar.

Skema perdagangan barang seperti ini mungkin mirip seperti skema perdagangan karya seni. Nilai satu lukisan dihasilkan dari hubungan yang kompleks antara penjual dan pembeli.

Selera dan tren yang menjadi dasar untuk menentukan harga bersifat dinamis dan tidak pasti. Seleran dan tren bisa ditafsirkan berulang-ulang oleh penjual dan pembeli, sebagaimana dikutip KompasTekno dari jurnal “The art machine: dynamics of a value generating mechanism for contemporary art”.

Demikian juga temuan dari Alan Turing Institute, yang pada dasarnya harga dari NFT bisa dinamis dan melambung karena semua orang bisa menentukkan harga dari NFT-nya, dan semua orang bebas mengajukan penawaran untuk membeli NFT itu.

Baca juga: Viral Ridwan Kamil Jual Lukisan Karyanya di NFT, Siapa Sangka Karyanya Laku dengan Harga Fantastis

3 faktor

Meski dinamis, Alan Turing Institute menemukan tiga faktor terbesar yang memengaruhi penjual atau pembeli dalam menafsirkan harga di NFT, antara lain faktor visual, harga jual NFT sebelumnya, serta hubungan antara penjual dan pembeli.

Dalam menemukan faktor itu, para peneliti telah mempelajari data dari 4,7 juta NFT yang telah diperdagangkan oleh lebih dari 500.000 pembeli dan penjual.

Harga jual

Dari ketiga faktor tersebut, faktor harga jual NFT sebelumnya menjadi 50 persen penentu keberagaman harga NFT.

Faktor harga jugal NFT sebelumnya itu misalnya NFT yang berupa gambar beruang dari PhantaBear, salah satu penjual NFT terkenal, kini dijual dengan harga 3.99 ETH.

Maka, harga itu akan menjadi indikator penentuan harga untuk model NFT serupa di kemudian hari.

Kualitas

Kemudian, faktor terbesar kedua sebanyak 20 persen yang mempengaruhi harga NFT adalah kualitas visual dari NFT itu sendiri.

Popularitas

Faktor ketiga sebanyak 10 persen yang memengaruhi harga NFT adalah popularitas dari penjual.

NFT biasanya diperdagangkan melalui skema lelang yang dapat dijumpai pada beberapa situs online, salah satunya yakni OpenSea.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved