Berita Solo Terbaru
Sidak Minyak Goreng di Sejumlah Pasar Solo Hasilnya Mengejutkan, Petugas : Kita Laporkan ke Pak Wali
Hasil inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar di Kota Solo didapati jika konsumen masih kesulitan mencari minyak goreng.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hasil inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar di Kota Solo didapati jika konsumen masih kesulitan mencari minyak goreng.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, sidak di sejumlah pasar diikuti Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Bulog dan Dinas Perdagangan.
"Di pasar tradisional minyak goreng sulit dicari," terang dia di Pasar Legi, Senin (7/2/2022).
"Ini tadi kita ambil sampel, beberapa pedagang ditanya alasannya apa, mereka jawab dari pasokannya mereka sudah tidak ada," ujarnya.
Jika memang ada barangnya kata dia, harga masih melambung tinggi atau tidak sesuai dengan Permendag.
"Mereka masih menjual di harga sekitar yang premium di atas 20-an. Ini kita lihat di lapangan, kesimpulan kita laporkan ke pak wali," imbuhnya.
Pimpinan Bulog Cabang Solo Sri Muniati mengatakan Sidak dilakukan untuk memperoleh data terhadap distributor dan pengecer minyak goreng di Solo, khususnya Pasar Gede.
"Tentu kami membutuhkan data berapa banyak sarana yang dimiliki distributor maupun pengecer," jelas dia.
Dari hasil sidak, ditemukan penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng curah di pasar tradisional karena harganya yang tinggi.
Baca juga: Curhatan Pedagang di Pasar Gede : Minyak Subsidi Masih Langka, Curah yang Biasanya Murah Jadi Mahal
Baca juga: Kisah Wanita Robohkan Rumah Senilai Rp 300 Juta, Sakit Hati Suami Selingkuh saat Dirinya Merantau
Usai menemui salah satu pedagang minyak goreng curah, Sri mendapati harganya berkisar antara Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per liter.
Padahal sesuai arahan pemerintah, harga per liter minyak goreng curah kemasan sederhana ditetapkan Rp 11.500 per liter.
Sri mengatakan kelangkaan minyak goreng curah dan subsidi di pasar-pasar tradisional juga tak lepas dari ketersediaan pasokan yang minim.
Curhatan Pedangan
Bukan isapan jempol semata, jika kelangkaan minyak bersubsidi masih terjadi di Kota Sol.
Bahkan di antaranya di Pasar Gede, minyak murah bersubsidi yang ditetapkan pemerintah tak mudah ditemukan.
Pedagang di Pasar Gede, Wiwin mengatakan, selama dua minggu ini minyak subsidi stoknya tidak kunjung datang.
"Yang subsidi saya jual Rp 14.000, saya kulakan itu Rp 13.400, tapi sudah habis stoknya," kata Wiwin, kepada TribunSolo.com, Senin (7/2/2022).
Tak hanya itu, jika barang datang pun pedagang dalam mengambil minyak goreng dibatasi seperti layaknya pembeli.
"Dibatasi, satu karton itu isinya ada yang 1 liter ada yang dua liter. Kalau sekarang tinggal yang nggak subsidi, tapi ini stok lama, harga masih tinggi," imbuhnya.
Agen minyak goreng curah di Pasar Gede Yuswito (50), mengatakan pihaknya tak bisa menjual minyak goreng curah selama tiga hari.
Hal itu disebabkan tingginya harga minyak goreng curah, yang belum sesuai dengan edaran pemerintah sebesar Rp 11.500 per liter.
Baca juga: Apa Kabar Minyak Goreng Murah? Di Pasar Legi Solo Ternyata Hilang, Pedagang Pun Menjual Minyak Curah
Baca juga: Sempat Kosong, RS Darurat Covid-19 di Asrama Haji Donohudan Disiapkan Lagi, Antisipasi Ledakan Kasus
"Sementara ini saya tidak punya minyak, habis, karena dari distributor besar langka, dan hargapun masih ikut harga lama," aku dia.
"Dari sana bilang juga belum dapat harga yang sesuai dengan yang ditentukan (pemerintah) jadi masih harga lama, hari ini juga saya tidak jual karena tidak ada minyak," kata Yuswito.
Yuswito pun kelabakan jika pelanggan menanyakan keberadaan minyak goreng curah ditempatnya. Jawaban dirinya selalu sama yakni belum ada.
Distributor yang menyetor kepada Yuswito meminta untuk maklum dengan harga yang ditawarkan sekitar Rp 17.000.
"Kalau mau beli harga yang mahal dia juga takut untuk dioperasi, karena pemerintah mintanya harga murah," ucapnya.
Di Pasar Legi Hilang
Keberadaan minyak goreng murah yang dijanjikan oleh pemerintah pada awal bulan Februari 2022 ini, tak ditemukan di Pasar Legi Solo.
Dari pantauan TribunSolo.com, pedagang kebanyakan hanya menjual minyak goreng curah, Jumat (4/2/2022).
Menurut salah satu pedagang, Irawan, minyak goreng murah tidak ada akhir-akhir ini.
"Adanya minyak goreng curah, tapi saya tidak berani kulakan," ungkap dia kepada TribunSolo.com.
"Harganya masih tinggi, Rp 17.900," katanya membeberkan.
Padahal, pedagang biasa menjual minyak goreng curah diharga Rp 18 ribu per liternya.
Dia menuturkan, para pembeli ingin membeli minyak goreng murah, namun para pedagang tidak mendapatkan pasokan.
Kondisi ini diperparah dengan tutupnya ruko yang menjual minyak goreng subsidi di Pasar Legi sejak Kamis (3/2/2022).
Menurut pedagang yang lain, Ninu, dia sudah satu minggu ini tidak menjual minyak goreng.
Baca juga: Minyak Goreng Murah di Sragen Masih Langka, Polisi Ikut Awasi: Waspada Penimbunan
Baca juga: Janji Pemerintah Belum Terealisasi di Boyolali, Minyak Goreng Rp 11 Ribu Masih Sulit Dicari
"Kulakannya tidak, jadi gak jual. Dulu sempat jual, dapat minyak goreng subsidi, tapi sudah habis, karena kita kulakannya juga dibatasi," ujarnya.
Untuk mengantisipasi penimbunan minyak goreng, jajaran Polresta Solo bersama Dinas Perdagangan Kota Solo selalu melakukan operasi pasar.
Menurut Kasatreskrim Polresta Solo AKP Djohan Andika, sejauh ini belum ditemukan adanya kasus penimbunan minyak goreng.
"Saat ini kami belum menemukan laporan, maupun menemukan indikasi penimbunan minyak goreng," jelas dia.
Padahal Sudah Operasi Pasar
Harga minyak goreng di Kota Solo belum sepenuhnya turun.
Harga minyak goreng di Pasar tradisional maupun di warung-warung masih tinggi di kisaran Rp 20.000.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan untuk menekan harga minyak, Pemkot Solo akan kembali menggelar operasi pasar kembali.
Baca juga: Operasi Minyak Goreng Subsidi di Pasar Legi Solo Jadi Tempat Kulakan, Pedagang Jual Lagi Rp 15 Ribu
Baca juga: Belum Turun, Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Karanganyar Masih Tembus Rp 19 Ribu Per Liter
"Minyak goreng masih tinggi, nanti kita operasi pasar lagi nggih, kapan waktunya nanti ya," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/1/2022).
Gibran mengaku suplai atau persediaan minyak di Kota Solo memang sedikit.
"Suplainya ya dikit, suplai minyak juga kurang," katanya.
Terkait pedagang yang belum mau menurunkan harga minyak goreng, Gibran menuturkan akan dikondisikan.
Baca juga: Dinas Perdagangan Solo Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Satu Harga: Dorong Pemerataan Minyak Murah
Ia juga akan mengecek langsung ke lapangan, agar harga minyak goreng di pasaran bisa sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat.
"Nanti kita kondisikan, kemarin sudah ada instruksi satu harga kan, nanti kita cek di lapangan," pungkasnya.
Kebijakan terbaru dari pemerintah, akan diberlakukan tiga harga untuk minyak goreng, yang rencana akan dimulai pada Selasa (1/2/2022) esok.
Yang mana, harga minyak goreng curah yakni Rp 11.500, harga minyak goreng kemasan biasa Rp 13.000 dan harga minyak goreng premium maksimal Rp 14.000.
Gelar Operasi Pasar
Masyarakat Solo tak perlu berbondong-bondong lagi ke ritel atau minimarket untuk membeli minyak goreng.
Di pasar tradisional, harga minyak goreng sudah setara.
Hal itu, setelah Dinas Perdagangan Kota Solo menggelar operasi pasar minyak goreng di Pasar Legi, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Minyak Goreng Mahal, Pemerintah Uji Coba BBM dari Minyak Sawit, Berencana Produksi Massal
Baca juga: Satgas Pangan Pelototi Minyak Goreng di Boyolali, Kapolres : Stok Aman, Tak Ada Indikasi Penimbunan
Operasi pasar ini selain ditujukan kepada masyarakat juga bagi para pedagang.
Operasi pasar yang digelar di Los pasar Legi ini pun langsung diserbu para pembeli.
Warga dan para pedagang rela antri panjang untuk mendapatkan minyak goreng Rp 14 ribu per liter.
Kasi Pengendalian Harga Pangan dan Kebutuhan Pokok, Dinas Perdagangan Kota Solo, Handoko mengatakan, operasi pasar ini hasil kerjasama Pemerintah dengan salah satu distributor minyak goreng.
Baca juga: Kisah Pilu Penjual Minyak Goreng di Depok Rugi, Kini Mau Jual Ginjal untuk Bayar Utang Rp 1 Miliar
Operasi pasar ini menyasar masyarakat juga menyasar para pedagang.
"Pedagang kita batasi sebanyak lima karton setiap pedagang," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (27/1/2022).
Pembatasan pembelian yang hanya 5 karton ini untuk mencegah adanya penimbunan minyak goreng.
"Masyarakat dapat menikmati minyak goreng murah secara merata," ujarnya.
Baca juga: Stok Minyak Goreng Rp14 Ribu di Solo Langka, Padahal Minimarket Sudah Batasi 1 Orang Beli 1 Liter
Dengan operasi pasar ini, pedagang dapat menjual kembali minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liternya.
"Semoga dengan operasi pasar ini, harga minyak goreng turun dan warga tidak lagi kesulitan cari minyak karena pasar modern dan supermarket," ujarnya.
"Karena di pasar tradisional sudah ada minyak goreng dengan harga murah setai HET," katanya.
Satu harga minyak goreng telah ditetapkan. Pihaknya pun bakal melakukan pengawasan harga minyak goreng secara berkala.
"Petugas akan mengecek harga minyak goreng terutama yang dibeli dalam operasi pasar ini. Hal itu untuk mengantisipasi adanya ulah pedagang nakal dengan menjual harga minyak di atas harga pemerintah," pungkasnya. (*)