Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Harga Minyak Goreng dan Kedelai Terus Melejit, Perajin Tahu di Wonogiri Terpaksa Naikkan Harga

Harga kedelai dan minyak goreng terus merangkak naik dirasakan dampaknya oleh para pengrajin tahu di Kabupaten Wonogiri.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Karyawan rumah produksi tahu milik Tugino saat melakukan proses produksi tahu di Wonogiri. 

Seakan mengamini perkataan Tugino, Harini (70) warga Kedungringin RT 1 RW 13 Kelurahan Giripurwo Wonogiri yang juga pengrajin tahu, mengatakan harga jual tahu produksinya mengikuti harga bahan baku yang naik.

"Harga kedelainya naik, maka kita kecilkan tahunya. Susah juga kalau mau menaikkan," kata dia.

Harga Minyak di Boyolali

Harga kedelai dan minyak goreng yang masih tinggi membuat para pengusaha khususnya tahu dan gorengan kelimpungan. 

Salah satunya, Yulianto, pengusaha penggorengan tahu di Boyolali ini hanya bisa pasrah.

Keuntungannya dari bisnis tahu gorengnya harus berkurang banyak, sejak kenaikan harga minyak goreng (Migor) sejak beberapa waktu lalu.

Sebab, harga tahu goreng yang dia produksi tak bisa naik, meski harga Migor melambung dan barangnya langka.

Baca juga: Curhat Penjual Gorengan, Susah Cari Minyak Goreng, Kini Dihantam Kelangkaan Tahu Tempe: Nyerah Deh

Baca juga: Perajin Tahu Sukoharjo di Hadapan Harga Kedelai Mahal, Minta Pemerintah Turun: Kami Bisa Bangkrut

Selain itu, ukuran tahu yang dia jual juga tak bisa dia perkecil.

“Kalau biasanya satu kotak jadi 3, saya jadikan 4 potongan, para pembeli juga tidak mau,” ujar Yuli, saat ditemui di rumah penggorengan tahu di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota, Senin (21/2/2022).

Untuk mensiasati kenaikan harga Migor ini, dia yang memperkecil ukuran tahu gorengnya itu langsung mendapat komplen dari pelanggan.

Bahkan tak sedikit dari pelanggannya itu mengancam bakal berhenti berlangganan jika ukuran tahu goreng yang biasa disebut tahu kempong ini, terus-terus kecil.

Dia yang tak bisa berbuat banyak, memutuskan untuk mengembalikan ukuran potongan tahu kempongnya itu.

Baca juga: Jeritan Perajin Tahu dan Tempe Solo Raya Gegara Kedelai Naik: Nekat Utang hingga Kecilkan Ukuran

Dampaknya jelas, keutungan bersih yang dia peroleh berkurang banyak. Dari Rp 25 ribu per Ember besar yang berisi 300 potong tahu menjadi Rp 15 ribu.

Keuntungan itu diperoleh dari harga jual tahu kempong Rp 600 per buah.

“Sehari bisa menghabiskan 34 liter minyak goreng. Saya masih beruntung bisa mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14 ribu,” tambahnya.

Tak hanya masalah migor saja, kenaikan harga kedelai juga tak menutup kemungkinan, produsen tahu juga bakal menaikkan harga tahunya.

“Kalau harga tahu naik. Keuntungan kami juga akan berkurang lagi,” keluhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved