Berita Boyolali Terbaru
Cerita Perajin Genting di Karanggeneng Boyolali: Permintaan Turun, Terdampak Musim Hujan
Perajin genting tanah benar-benar harus mengencangkan ikat pinggang. Selama pandemi Covid-19 ini, penjualan genting menurun.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Perajin genting tanah benar-benar harus mengencangkan ikat pinggang.
Selama pandemi Covid-19 ini, penjualan genting di sentra industri genting Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali kota, turun drastis.
Belum lagi, masalah cuaca belakangan ini, yang cukup menyulitkan perajin dalam proses pengeringan genting sebelum dibakar.
Baca juga: Pemuda di Bantul Nekat Jual Genting dan Perabot Rumah Milik Ibu, Ternyata demi Bahagiakan Pacarnya
Baca juga: Kisah Perajin Sepatu Berbahan Kain Lurik di Klaten, Tetap Berkibar di Tengah Gempuran Merek Luar
Widodo salah satu perajin genting, di Dukuh Randusari, Desa Karanggeneng, Boyolali menyebut selama 2 tahun belakang ini, permintaan akan genting turun drastis.
Ekonomi masyarakat yang masih sulit, disebut-sebut penyebab utama tak banyak masyarakat yang membangun rumah.
“Penjualannya turun 50 persen lebih, ya gimana lagi, masyarakat saat ini banyak yang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,” jelasnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (3/3/2022).
Dia menyebut, sebelum pandemi Covid-19 lalu, sebulan bisa mengeluarkan lebih dari 20 ribu buah genting.
Baca juga: Perajin Tahu Sukoharjo Ancang-ancang Naikan Harga, Kini Harga Kedelai Tembus Rp 11 Ribu per Kg
Namun saat ini, bisa menjual 6 ribu genting dalam sebulan itu sudah bagus.
Belum lagi, soal cuaca belakangan ini.
Proses pengeringan yang biasanya hanya butuh 2-3 hari saja, saat ini jadi 5-6 hari genting baru bisa kering dan bisa dibakar.
“Saya kan punya tiga mesin pres. Biasanya sebulan itu (produksi) dari satu mesin bisa dibakar. Tapi sekarang produksi genting dari tiga mesin baru bisa dibakar,” jelasnya.
Meski terjadi penurunan yang cukup drastis, namun usaha gentingnya harus tetap beroperasi.
Baca juga: Perajin Tahu Sukoharjo di Hadapan Harga Kedelai Mahal, Minta Pemerintah Turun: Kami Bisa Bangkrut
“Saya kan punya 4 karyawan, yang juga membutuhkan hasil untuk mencukupi kebutuhan. Jadi meskipun sulit, tapi tiap hari harus selalu produksi,” jelasnya.
Sri Juwarti perajin lain mengatakan dalam sehari bisa memproduksi 300 buah genting.