Berita Wonogiri Terbaru

Resmi Dibuka Sabtu Kemarin, Jalur Pendakian Merbabu Via Selo Diserbu: Puluhan Pendaki Naik

Jalur pendakian di Gunung merbabu resmi dibuka pada Sabtu (5/3/2022), kemarin. Meski baru dibuka, sudah ada puluhan pendaki yang mendaftar. 

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Pendaki Gunung Merbabu melalui Jalur Selo, Minggu (6/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Jalur pendakian di Gunung Merbabu resmi dibuka pada Sabtu (5/3/2022), kemarin.

Meski baru dibuka, sudah ada puluhan pendaki yang mendaftar. 

Seperti diketahui, Gunung Merbabu punya lima jalur pendakian.

Baca juga: Banjir Peminat saat Dibuka, Ternyata Ini Alasan Jalur Selo Jadi Favorit Para Pendaki Merbabu

Antara lain jalur Suwanting dan Wekas di Kabupaten Magelang, Thekelan dan Cuntel, di Kabupan Semarang dan Jalur Selo, di Kabupaten Boyolali.

Nah, dari kelima jalur itu, jalur Selo adalah yang paling favorit.

Banyak pendaki Merbabu melalui pintu pendakian yang ada di Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo itu.

Selain jalurnya yang relatif lebih pendek, keindahan hamparan Sabana 1 dan 2 juga menjadi daya tarik bagi para pendaki.

Baca juga: Pendaki Merbabu Lewat Jalur Selo Tak Bisa Buang Sampah Sembarangan, Puntung Rokok-pun Kini Dicek

Baca juga: Mengenal Gelang Sidaring, Teknologi untuk Memantau Pendaki Merbabu: Dipasangi Chips RFID

Bahkan menurut Kasubag TU, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB), Johan Setiawan, 70 persen pendaki Merbabu melalui jalur Selo.

Ratusan Pendaki  memadati kawasan Padang Sabana 1, Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali sebelum adanya pandemi Covid-19.
Ratusan Pendaki  memadati kawasan Padang Sabana 1, Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali sebelum adanya pandemi Covid-19. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

"Yang 30 persen melalui ke 4 jalur lainnya," jelas Johan beberapa waktu lalu.

Kepala Resort Selo, Kepala Resort Selo, BTNGMB, Sutopo Yuwono mengatakan jalur pendakian Selo baru dibuka Sabtu (5/3/2022), kemarin.

Di hari pertama pembukaan ini, ada sebanyak 80 pendaki naik Merbabu.

“Dibuka hanya 25 persen dari daya dukung jalur,  jadi kuota perharinya sebanyak 144 orang,” kata Sutopo, kepada TribunSolo.com, Minggu (6/3/2022).

Dia menyebut, antusias pendaki Merbabu melalui jalur Selo cukup tinggi.

Pada hari kedua pembukaan jalur Selo ini, calon pendaki yang booking online telah penuh.

"Kalau yang booking online sudah penuh hari ini. kalau yang mendaki berapa, kami baru akan evaluasi nanti sore,” jelasnya.

Sementara itu, Sigit salah seorang ketua rombongan pendaki asal Salatiga mengatakan sudah cukup lama menantikan pembukaan jalur Selo ini.

“ Jalur Selo merupakan jalur favorit saya. Saya sudah ke empat kali ini mendaki Merbabu. Dan paling seneng lewat Selo ini,” pungkasnya.

Dilarang Buang Sampah Sembarangan

Belum lama ini, viral di media sosial tingkah pendaki yang membuang sampah sembarangan saat mendaki gunung Gunung Merbabu di jalur Suwanting, Kabupaten Magelang.

Tak sedikit dari warganet yang menghujat, lantaran aksi pendaki itu justru mencemari alam.

Namun, jika pendaki lewat Jalur Selo, tindakan seperti itu tak akan bisa ditolerir.

Jangankan sampah besar, sampah kecil-kecil seperti putung rokok, bungkus bumbu pada mie instan tak akan luput dari pantauan petugas pengecekan pendaki yang turun.

Baca juga: Aturan Baru Jalur Selo, Pendaki Merbabu Dibekali Gelang Canggih, Memudahkan Pencarian saat Hilang 

Jumlah dan item sampah yang dibawa turun, haruslah sama dengan barang-barang yang dibawa.

Jika ada yang kurang, pendaki tersebut harus mencarinya sampai ketemu atau sanksi denda akan menanti.

Seperti yang terjadi pada kelompok pendaki yang turun pada Minggu (6/3/2022).

Seluruh sampah yang dibawa kemudian dikumpulkan dalam satu alas.

Petugas kemudian mengambil daftar barang bawaan kelompok pendaki itu.

Satu per satu item pada daftar tersebut di cocokan dengan sampah yang telah dikumpulkan.

Misalnya, mie instan yang tertera sebanyak 12 bungkus.

Maka pendaki tersebut dan petugas akan menghitung bungkusnya, dan yang belum dibuka berapa.

Begitu juga dengan jumlah batang rokok dan putung rokok yang dikumpulkan, jumlahnya haruslah sama dengan perhitungan saat akan mendaki.

Kepala Resort Selo, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB), Sutopo Yuwono menyatakan, sebelum naik, seluruh barang bawaan pendaki akan dicatat oleh petugas.

Calon pendaki diharuskan mengeluarkan seluruh barang bawaanya yang kemudian dilakukan pencatatan bersama-sama pendaki.

"Jadi nanti begitu turun kita cocokan. Apa yang dibawa naik nanti cocok tidak. Kalau tidak cocok nanti kita kasih sanksi," jelasnya, kepada TribunSolo.com, Minggu (6/3/2022).

Bungkus dan barang-barang yang dibawa pendaki haruslah sampai di pos pendakian semula.

Mulai dari puntung rokok, bungkus mie, madu, hingga jika bungkus permen tak akan luput dari pangecekan petugas.

"Pokoknya semua harus dibawa turun kembali. Dengan begitu tidak ada sampah yang terbuang di gunung Merbabu," ujarnya.

Jika ada barang-barang yang kurang, pendaki tersebut akan diberikan sanksi berupa pembelian kantong plastik sampah.

"Sampah ini nanti kita kelola di tempat pengelolaan sampah yang ada disana,"  katanya sambil menunjuk tempat pengolahan sampah resort Selo

Aturan Baru Jalur Selo, Pendaki Merbabu Dibekali Gelang Canggih

Sementara itu, Teknologi untuk memantau para pendaki di gunung kini makin canggih. 

Seperti yang diterapkan di Gunung Merbabu

Kini, khusus pendaki yang berangkat dari jalur Selo, Boyolali akan dibekali gelang khusus yang bisa memantau posisi si pendaki.

Ada 5 jalur pendakian yang bisa dilewati para pendaki untuk sampai ke puncak gunung Merbabu.

Diantaranya, jalur Swanting, Wekas di Kabupaten Magelang, Tekelan dan Cuntel Kabupaten Semarang serta jalur pendakian Selo di Kabupaten Boyolali.

Jalur Selo inilah yang paling ramai oleh pendaki.

Jalur pendakian yang hanya berjarak 5,6 kilometer dari puncak itu, hampir tiap akhir pekan atau hari libur selalu ramai.

Bahkan, total pendaki yang naik gunung Merbabu, 60 sampai 70 persen diantaranya naik melalui jalur Selo.

Kasubag TU BTNGMb, Johan Setiawan, mengatakan pengembangan jalur pendakian Merbabu dimulai dari Selo.

Termasuk dalam bidang teknologi untuk memantau para pendaki di gunung Merababu yang baru saja dikembangkan ini.

Di jalur Selo, setiap rombongan pendaki Merbabu akan dipasangi satu gelang canggih.

Baca juga: Kera di Ngemplak Boyolali Meresahkan Warga, Petugas Damkar Usir dengan Anjing Penjaga 

Baca juga: Cerita Perajin Genting di Karanggeneng Boyolali: Permintaan Turun, Terdampak Musim Hujan

Gelang yang diberi nama Sidaring itu tertanam chips Radio Frequency Identification (RFID).

Dengan gelang itu, petugas dapat memantau keberadaan rombongan pendaki itu.

Jagani (berjaga-jaga) jika ada hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara di jalur lain belum. Infrastrukturnya belum kita buat, dan baru di Selo,” ujar Johan, saat dihubungi, Kamis (3/3/2022).

Gelang ini akan terbaca oleh alat khusus yang telah dipasang di beberapa titik di sepanjang jalur Selo ini.

Setiap titik yang telah dipasangi alat pembaca itu, posisi pendaki tersebut akan diinformasikan ke posko Resort Selo.

“Misalnya pendaki tersebut hilang, misalnya jam 12 tadi terdeteksi di Sabana 1. Sehingga kita nyapunya (Mencarinya). Sehingga kita mencarinya mudah. Tidak perlu mencari sampai ke puncak, tinggal titik terakhir setelah terbaca itu,” jelasnya.

Selain itu untuk keamanan pendaki, di jalur Selo juga sudah dipasang sejumlah CCTV.

Pihaknya juga mewajibkan, pendakian di Gunung Merbabu ini secara berkelompok.

Minimal 3 orang. Dengan begitu  jika ada pendaki berangkat sendiri, maka saat naik akan digabung dengan rombongan pendaki lainnya.

“Agar apa? Agar jika terjadi sesuatu diatas, 3 orang itu jumlah minimal untuk bisa mencari pertolongan, satu pendaki lainnya bisa menjaga temannya itu,” kata Johan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved