Berita Solo Terbaru
Update Jumenengan Raja Mangkunegaran X : Persiapan Sudah 75 Persen, Undangan Khusus Hanya 300 Orang
Abdi Dalem Kadipaten Pura Mangkunegaran telah mempersiapkan acara besar Jumenengan atau kenaikan tahta kepada GPH Bhre Cakrahutomo.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Asep Abdullah Rowi
Di mana saat Jumenengan, putro dalemlah yang mengundang langsung ke keraton-keraton.
"Tradisi di sini itu kalau Jumenengan itu kita ngaturi Keraton-keraton catur sagotro ini dengan utusan, kalau ada putro dalem ya disinikan Gusti Bhre sebagai putro dalem," katanya.
"Jadi kalau nganter ke Keraton Kasunanan itu sudah menjadi tradisilah, jadi nggak aneh."
"Tujuannya cuma itu aja menghormati, supaya kekeluargaannya tetap rukun tetap bagus," pungkasnya.
Tidur di Makam Ayahnya
Ada kisah di balik terpilihnya Gusti Pangeran Harya (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menjadi Raja Mangkunegara X.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, GPH Bhre ternyata sering pergi diam-diam ke makam ayahnya di Astana Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.
Bahkan, Bhre disebut sampai tidur di kawasan tersebut yang tak jauh dengan di lereng Gunung Lawu.
Biasanya Bhre tidur di samping pusara ayahnya, adapun di lokasi tersebut sudah tersedia tenda.

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat menjelaskan, aktivitas Bhre mengunjungi makam Mangkunegara IX itu merupakan keinginannya sendiri.
"Tahu-tahu Gusti Bhre nggak ada, lalu dia ngabari udah di tempat Romonya (ayahnya), di makamnya," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/3/2022).
Kendati demikian, Lilik yakin jika Bhre yang besar dan kuliah di Jakarta, sangat mengerti adat istiadat Pura Mangkunegaran.
Setelah resmi menduduki takhta Mangkunegara X, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo tak diperbolehkan ke makam mendiang ayahnya, Mangkunegara IX.
Baca juga: Rangkaian Jumenengan GPH Bhre Jadi KGPAA Mangkunegaraan X : Digelar Sabtu Pahing, Waktunya Siang
Baca juga: Sebelum Diumumkan Jadi Raja Mangkunegara X, GPH Bhre Telepon Gibran, Ingin Sampaikan Sepucuk Surat
"Kalau sudah jumeneng (bertakhta) tidak boleh ke makam, karena itu sudah aturan. Sinuhun (Mangkunegara IX) dulu juga gitu, para nata (raja) Mataram juga gitu," ucapnya.
Abdi Dalem Kadipaten Puro Mangkunegaran pun telah mempersiapkan acara besar Jumenengan atau kenaikan tahta.