Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dokter di Sukoharjo Jadi Terduga Teroris

Dokter Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Sukoharjo Ternyata Lulusan FK UNS, Dikenal Dermawan

H-2 Dies Natalis UNS Solo ke-46, Densus 88 menembak mati terduga teroris berinisial dr.S (54) di Dusun Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Vincentius Jyestha
Jenazah terduga teroris Dokter S tiba di rumah duka Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kamis (10/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri 

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - H-2 Dies Natalis UNS Solo ke-46, Densus 88 menembak mati terduga teroris berinisial dr.S (54) di Dusun Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (9/3/2022) malam. 

Terduga teroris yang berprofesi sebagai dokter umum itu, juga membuka praktik di rumahnya di Kelurahan Gayam, Kacamatan/kabupaten Sukoharjo

Diketahui, dr. S merupakan alumni Fakultas Kedokteran (FK) UNS 1986.

Baca juga: Berita Besar di Solo Raya : Penembakan Terduga Teroris di Sukoharjo hingga Kedatangan Jokowi di UNS

Baca juga: Detik-detik Terduga Teroris Ditembak Densus 88 di Sukoharjo, Mobilnya Oleng dan Tabrak Rumah Warga

Hal tersebut dibenarkan Dekan FK UNS Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K)., saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Jumat (11/3/2022). 

"Setahu saya betul, cuma saya belum cek, masih konsentrasi di Sidang Terbuka Senat," katanya. 

Selama membuka praktik di rumahnya, dr. S dikenal sebagai dokter yang dermawan. 

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr. Arif Budi Satria mengatakan jika dr. S masih aktif menjadi dokter.

Baca juga: Kondisi Rumah Terduga Teroris yang Dibawa Densus 88 di Baki Sukoharjo : Sepi, Sehari-hari Jual Snack

"Betul, beliau dokter umum. Masih aktif. Kemudian beliau berpraktek untuk sosial. Banyak yang digratiskan oleh beliau," ujar dr. Arif, ketika dihubungi TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022). 

Meski membenarkan profesi S, Arif mengaku tak mengenal sosok S secara personal. 

Dirinya mengatakan jarang bertemu dengan S yang juga anggota IDI Sukoharjo

"Kami jarang ketemu. Tetapi sebagai sesama anggota IDI tentu tahu. Karena beliau kan kalau mengurus surat izin praktek ke kami sebagai pengurus, administrasi dan lain-lain harus tahu, nomor anggota induknya berapa, habis surat izin praktek kapan. Kalau sebagai personal, tidak, kenal dekat tidak," jelasnya. 

Di sisi lain, Arif mengatakan, prihatin karena dalam kasus ini profesi dokter terlalu disorot.

Baca juga: Sosok Terduga Teroris yang Tewas di Sukoharjo : Dikenal Baik & Aktif Berorganisasi

Menurutnya kegiatan seseorang tidak bisa disangkutpautkan atau dipandang dengan fokus kepada profesi. 

Hanya saja, dikatakannya, IDI Sukoharjo turut berbelasungkawa karena salah satu rekan sejawatnya harus kehilangan nyawa. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved