UMKM Sumberlawang Mendunia
Hasil Karya Emak-emak Sragen, Sulap Mendong Jadi Keranjang,Tembus Pasar Korea hingga Uni Emirat Arab
Kisah kemandirian ekonomi melalui kearifan lokal selama ini terpancar di tengah perkampungan di pinggir hutan di Kabupaten Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kisah kemandirian ekonomi melalui kearifan lokal selama ini terpancar di tengah perkampungan di pinggir hutan di Kabupaten Sragen.
Banyak emak-emak tak bisa dipandang sebelah mata, karena di tanganya muncul karya yang diminati pasar manca negara.
Dari mendong atau tanaman yang tumbuh di rawa, disulap menjadi rupiah tepatnya di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.
Emak-emak inilah yang 'terdepan', sehingga di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga, mereka membuat kerajinan tangan yang bernilai ekspor.
Seperti yang dilakukan Ngadiyem (50), ia mulai mengambil mendong yang telah dikeringkan untuk dianyam berbentuk keranjang.
Tangannya nampak sudah lihai mengayam mendong, dilanjutkan dengan dijahit, hingga jadilah satu set keranjang mendong yang terdiri dari 3 buah.
Setelah jadi ia kumpulkan ke pengepul, dan Ngadiyem berhak mendapatkan Rp 65.000 untuk satu set keranjang mendong.
Menurut Ngadiyem, kegiatan membuat kerajinan tangannya sangat membantu perekonomian keluarganya.
Sehingga, saat pandemi Covid-19 ini ia tidak begitu mempermasalahkan keuangan keluarga.
"Sangat membantu, suami saya hanya buruh serabutan, saya juga tidak punya sawah, ya bikin kerajinan ini sangat membantu," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Cerita Biogas Jadi Pundi Rupiah Baru di Boyolali : UMKM Tak Takut Rugi karena Tak Perlu Beli Elpiji
Baca juga: BLT UMKM Rp 600 Ribu Akan Segera Cair Tahun 2022, Simak Kriteria Penerima hingga Syarat Pencairan
"Intinya kalau sedang butuh uang, pas lagi nggak punya uang, uangnya selalu ada, ya dari kerajinan ini," tambahnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Juwati, seorang ibu rumah tangga.
Meski sibuk mengurus anak yang masih balita, ia tak ingin tinggal diam untuk membantu perekonomian keluarga.
"Menganyam sudah dua tahun, karena nggak ada pekerjaan, ya bikin ini, bisa membantu perekonomian keluarga," ujar Juwati.
"Disela momong ya bikin kerajinan mendong, sehari bisa satu set," tambahnya.
Jika dikalkulasikan, para perajin keranjang mendong tersebut bisa menghasilkan penghasilan sekitar Rp 1.950.000 perbulan, jika konsisten menyelesaikan satu set perharinya.
Dipasarkan ke Luar Negeri
Hasil karya para ibu-ibu tersebut dipasarkan keluar negeri oleh Tugimin (52) yang juga merupakan perintis usaha tersebut.
Awalnya pada 1999, ia mulai memberdayakan masyakarat untuk beternak ayam kampung.
Usaha ayamnya mulai berjalan, kemudian ia memikirkan bagaimana tetap produktif disamping beternak ayam.
Akhirnya ia mencoba membuat kerajinan tangan, dan mencoba memasarkannya ke pasar luar negeri.
Awalnya ia membuat kotak tisu dari eceng gondok yang tembus di pasar Singapura.
Kemudian Tugimin mencoba memasarkan keranjang mendong buatan ibu-ibu tersebut, yang kini digandrungi pasar Korea, Malaysia, Singapura, hingga Uni Emirat Arab.
Menurut Tugimin, sejak dirintis pada 2015 lalu, keranjang mendong buatan ibu-ibu tersebut sudah terjual jutaan buah.
Baca juga: Dongkrak UMKM di Solo, Wali Kota Gibran Minta Biaya Antar di Perusahaan Aplikasi Makanan Dikurangi
Baca juga: Sejarah Kerajinan Tumang Boyolali, Ada Sejak Abad ke-16, Lekat dengan Kisah Kyai Rogosasi
"Selama ini sudah berjuta-juta, sekali ekspor bisa satu kontainer, hanya untuk satu negara tujuan saja," kata Tugimin.
Keranjang-keranjang tersebut biasa digunakan sebagai tempat pakaian kotor, yang biasa diletakkan di rumah maupun di hotel.
Tak hanya keranjang saja, Tugimin juga memiliki produk lainnya, seperti dekorasi dinding dan penutup lampu yang tak kalah laris.
"Selama ini nggak ada komplain, dan pesanan jalan terus, dapat respon yang baik dari masyarakat luar negeri," jelasya.
"Apalagi sekarang setelah pandemi, banyak KBRI yang ada diluar sana ikut membantu bagaimana produk di dalam negeri bisa diekspor," tambahnya. (*)