Berita Boyolali Terbaru
Mulianya Satriyo, Korban Klitih Boyolali: Mengaku Ikhlas dan Tidak Menyimpan Dendam dengan Pelaku
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak seperti itulah peribahasa yang menggambarkan keadaan Satriyo Maulana Solekhan dan Yusroni.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak seperti itulah peribahasa yang menggambarkan keadaan Satriyo Maulana Solekhan dan Yusroni.
Kedua pelajar tersebut menjadi korban klitih di Kecamatan Andong, Boyolali, Selasa (29/3/2022).
Saat disambangi di rumahnya di Dukuh Ngrawan, Desa Pranggong, Kecamatan Andong, Boyolali di merasa bingung kenapa hal tersebut menimpanya.
Baca juga: Teror Klitih di Boyolali : Pelajar Disabet Pakai Sajam saat Nongkrong, Pelakunya ABG di Bawah Umur
Baca juga: Fakta Teror Klitih Pembacokan di Sukoharjo: Pelaku Sasar Orang Nongkrong Malam, Korban Diduga Acak
Saat itu dia dibonceng dengan Yusroni, teman seperguruannya untuk mengikuti pengajian.
"Saya malam itu baru pulang dari pengajian berempat, pakai 2 motor sekitar jam 00.30 WIB dini hari. Jalan waktu itu sepi," ungkapnya Satriyo.
"Waktu itu habis pengajian kami mampir ke Alfamart, habis dari situ kami dikepung sekitar 15 orang," jelasnya.
Setelah mengepung, sempat ada pertanyaan asal perguruan pencak silat mereka saat ini.
Baca juga: Teror Klitih di Sukoharjo Bikin Cemas, Geng Motor Keliling Lalu Bacok 3 Orang di Warung Tanpa Sebab
Dengan tegas Satriyo menjawab bahwa mereka dari perguruan pencak silat Pagar Nusa.
Mendengar jawaban tersebut, gerombolan tersebut melepaskan Satria dan rekan-rekannya.
Namun hal yang lebih buruk terjadi. Berjarak 500 meter 2 orang pembonceng menyerang Satria dan kawannya menggunakan samurai dan pipa secara bergantian.
"Saat itu ada 2 orang pembonceng yang menyerang kami berdua, karena teman kami yang 2 orang bisa kabur tinggal kami saja," jelas Satrio.
Baca juga: BREAKING NEWS : Tiga Orang Jadi Korban Klitih di Sukoharjo, Tiba-tiba Dibacok Tanpa Sebab
"2 orang itu satu pakai samurai satunya pakai pipa besi, waktu samurai diayunkan ke Yusroni, dia menghindar sedangkan saya menangkis pakai siku. Tapi hampir bersamaan salah satunya memukul saya pakai besi dan kena saya," ungkapnya.
Beruntungnya mereka berdua dapat segera kabur dari gerombolan itu.
Hingga sampai di dirumah Yusroni bertemu dengan kedua rekannya yang telah berhasil kabur.
Betapa kagetnya Satriyo sesaat setelah menjulurkan jaketnya dia melihat banyak darah keluar dari tangannya.
"Saat saya benerin jaket, liat tangan kanan saya yang tadi saya gunakan buat menangkis kok keluar darah. Setelah saya buka ternyata ada luka sobek di siku sebelah kanan," kata Satriyo.
Baca juga: Remaja 16 Tahun Dibacok Klitih di Jalan Kaliurang di Pagi Buta, Rombongan Pelaku Hingga 20 Orang
Melihat kejadian itu, Satriyo langsung dilarikan ke rumah sakit oleh kakak dari Yusroni.
Di RSUD Waras Wirisdi Satriyo mendapatkan 18 jahitan di lengan dan ada beberapa luka sayatan di punggungnya.
Akibat kejadian tersebut, kini Satriyo mengalami keterbatasan menggunakan tangan kanannya.
Dia mengaku belum bisa menekuk sikunya, selain itu dia juga belum bisa mengangkat benda yang berat. Hal tersebut membuat semua pekerjaan tangan kanannya harus digantikan dengan tangan kirinya.
Satriyo mengaku ikhlas dengan kejadian tersebut, dia berharap ini adalah kejadian pertama dan terakhir.
Baca juga: Remaja 16 Tahun Dibacok Klitih di Jalan Kaliurang di Pagi Buta, Rombongan Pelaku Hingga 20 Orang
"Kalau saya boleh bertemu dengan pelaku, saya hanya ingin tau kenapa saya yang menjadi sasaran. Karena saya merasa tidak punya musuh dan tidak berbuat jahat dengan siapapun," akunya.
Selain itu dirinya mengaku tidak dendam dengan atas perbuatan pelaku kepadanya.
Satriyo berharap kepada pelaku yang masih buron agar segera menyerahkan diri agar masalah ini segera berakhir.
Dirinya tak ingin masalah ini berlarut-larut dan ingin semua berjalan seperti sedia kala. (*)