Kematian Bocah Kartasura
Kisah Kelam Penyiksa Dila hingga Tewas di Sukoharjo : Dapat Didikan Keras, Sering Dipukuli Ayahnya
Kedua pelaku GSB (24) dan FNH (18) yang menganiaya Dila hingga tewas mendapatkan didikan keras dari ayahnya yang seorang sipir penjara.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Sudah lama gak ketemu, terakhir tahun 2017 lalu, saat masih tugas di Sulawesi," kata dia.
Hal tersebut membuat tersangka kesal dengan sang ayah.
Hingga dia memberikan pesan kepada sang ayah untuk segera bertobat.
"Pesannya buka mata dan buka hati, hidup di dunia gak akan lama, buat apa main-main perempuan di luar sana," ucapnya.
Selama Kartini masih di rumah, GSB mengaku tidak berani memukul Dila.
"Ibu merantau sejak bulan Februari sebagai ART di Jakarta, saat ada ibu saya cuma jewer dan cubit saja, gak berani mukul.
"Saya mukul baru bulan-bulan ini saja," ujarnya.
Alasannya tega memukul Dila karena korban dianggap ngeyel dan sering berbohong.
Bahkan, dia menyebut jika korban sering mencuri uang di warung yang ia kelola dengan sang adik.
"Uang itu kan untuk hidup satu rumah, ibu kirim uang kan akhir bulan, saya juga bekerja dan mengurus warung untuk kebutuhan rumah tangga dan keluarga saya," kata dia.
"Ditotal uang warung yang diambil sekira Rp 500 ribu, belum uang lainnya, itu dipakai jajan, padahal kami juga sudah ngasih uang jajan," tambahnya.
Tersangka mengaku menyesali perbuatannya, karena harusnya dia tidak mendidik adiknya seperti itu.
Hukuman Kedua Tersangka
Biasanya tidur di kasur yang empuk, kini pembunuh UF alias D (7) yakni kakak sambungnya GSB (24) dan FNH (18) harus meringkuk di jeruji besi.
Keduanya sudah ditetapkan tersangka karena terbukti menyiksa hingga menewaskan Dila yang tidak lain adiknya sendiri di Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.