Kuliner Solo
Kuliner Lebaran Sukoharjo: Roti Widoro yang Melegenda, Oleh-oleh Khas Nguter Jadi Incaran Pemudik
Roti Widoro yang berada di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu primadona bagi para pemudik.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Roti Widoro yang berada di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu primadona bagi para pemudik.
Menurut pengelola Roti Widoro, Sri Hantanto (48), banyak pemudik yang datang ke tokonya.
Pemudik yang datang baik sebelum atau sesudah lebaran.
Baca juga: Iga Bakar Pak Wid, Kuliner Enak di Boyolali yang Wajib Dicoba: Empuk dan Bumbunya Meresap
Baca juga: Senangnya Gibran, Dream Theater Bakal 4 Hari Ada di Solo: Nanti Saya Ajak Wisata Kuliner
"Kalau sebelum lebaran, biasanya pemudik yang baru datang itu untuk oleh-oleh keluarganya yang ada di kampung, seperti di Wonogiri," katanya, Rabu (27/4/2022).
"Kalau yang sesuah lebaran, biasanya untuk oleh-oleh di Kota perantauannya," ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini jumlah konsumen sudah mengalami peningkatan.
"Kita sudah mengalami kenaikan penjualan sekira 25-30 persen," ucapnya.
Baca juga: Bothok Mercon Mbah Wiro, Kuliner Legendaris di Sragen: Pecinta Makanan Pedas Wajib Coba
Pria yang akrab disapa Anto mengatakan, puncak kenaikan akan terjadi pada H+3 hingga H+10 Lebaran, atau saat arus balik.
Biasanya pembelian Roti Widoro ini dilakukan dalam partai besar.
"Ini kan sudah dianggap sebagai oleh-oleh Deso. Jadi banyak pembeli dari Kota, yang ingin bernostalgia," ucapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Roti Widoro sudah ada sejak tahun 1922, atau sudah ada sejak 100 tahun lalu.
Ternyata, Roti ini memiliki sejarah panjang sejak zaman pendirinya dahulu.
Baca juga: Harus Kerja Saat Lebaran, Ternyata Segini Honor Lembur Pekerja Kuliner di Karanganyar
Roti yang sudah eksis sejak tahun 1922 ini ternyata mulanya disajikan oleh seorang koki kerajaan.
Dia menjelaskan, ide dan resep roti berasal dari kakeknya yang bernama Wongso Dinomo.
"Dahulu kakek adalah seorang koki Keraton Surakarta yang kemudian pulang ke daerah asalnya di Sukoharjo," katanya.
Sang kakek yang menguasai aneka resep makanan kerajaan memilih membuat usaha roti dan dia beri nama sesuai nama dusun yang dia pijaki.
Baca juga: Sate Kere Yu Rebi, Kuliner Legendaris Solo yang Punya Cita Rasa Khas: Terbuat dari Tempe Gembus
"Nama Widoro ini sendiri berasal dari nama dusun yaitu, Dusun Widoro, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo," ujarnya.
Uniknya, roti Widoro menggunakan bahan telur bebek dan bukan telur ayam.
"Telur bebek berfungsi sebagai pengembang alami sehingga terasa nikmat saat disantap," terangnya.
Selain itu proses pembuatan juga masih manual dan minim bantuan alat teknologi.
Dalam proses pembuatannya hanya butuh waktu 10 menit dari bahan mentah hingga keluar dari oven pemanggangan.
Baca juga: Bebek Goreng H. Slamet, Kuliner Legendaris di Kartasura, Bisa Jadi Pilihan Menu Makan Malam Ini
"Hanya lama di awal saja, karena butuh pemanasan di oven," ungkapnya.
Kini setidaknya ada 600-700 roti Widoro yang selalu tersajikan dan siap dinikmati.
Roti ini dijual mulai dari harga Rp7.000 hingga Rp12.500.
Harganya yang ekonomis sebanding lurus dengan rasanya yang renyah dan gurih, terasa manisnya yang alami, sehingga tidak membuat sakit gigi.
"Ini biasanya jadi oleh-oleh atau roti hajatan di desa," pungkasnya. (*)