Berita Karanganyar Terbaru
PKL Dadakan Mulai Berjualan di Depan Masjid Agung Karanganyar, PKL Lama Anggap Pemkab Tak Tegas
Pedagang kaki lima (PKL) dadakan mulai bermunculan di depan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar. Mereka menggelar dagangan di ruas jalan yang steril
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pedagang kaki lima (PKL) dadakan mulai bermunculan di depan Masjid Agung Madaniyah, Kabupaten Karanganyar.
Mereka nekat menggelar dagangan di ruas jalan yang telah disterilkan dari aktivitas jual.
Padahal, pensterilan lokasi telah dilakukan petugas gabungan Dishub dan Satpol PP pada Senin (21/3/2022) lalu.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, PKL baru ini menggelar dagangan dengan menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Permintaan Akta Kelahiran di Karanganyar Capai Ribuan, Mayoritas Lansia yang Hendak Haji dan Umroh
Baca juga: Imbas Wabah PMK di Jateng, Semua Pasar Hewan di Karanganyar Ditutup Sementara
Mereka menjajakan aneka makanan dan minuman.
Seperti cilok, pentol, burger, teh dan lainnya.
Keberadaan pedagang dadakan ini ternyata membuat resah PKL lama.
Wongso salah satunya.
Dia mengaku kecewa dan menilai Pemerintah Kabupaten Karanganyar tidak tegas menindak para PKL dadakan itu.
"Kita sudah nurut dipindahkan ke sini (sisi timur Setda, -red), kok sekarang banyak PKL baru dan itu didiamkan saja," ujar Wongso, kepada TribunSolo.com, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Pengakuan Ibu S, Pelaku Pembuang Bayi di Karanganyar: Melahirkan Sendiri di Kamar Mandi
Baca juga: Potret Upacara Piodalan di Lereng Gunung Lawu Karanganyar: Diikuti Ratusan Umat Hindu
Menurutnya, Pemkab seharusnya tidak tinggal diam dan menindak tegas para PKL dadakan tersebut.
Pemkab diminta memegang komitmen bahwa kawasan depan Masjid Agung Madaniyah steril dari PKL.
Bukan seperti ini, seolah-olah membiarkan para PKL berjualan di sana.
"Mesti pakai motor kan tetap jualan di sana, harusnya dioprak-oprak itu pedagangnya," kata Wongso.
Wongso bahkan mengaku sudah berulangkali melaporkan hal ini ke Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM).
Namun tidak ada tindakan apapun hingga saat ini.
Ironisnya, kini jumlah pedagang yang menjual di kawasan tersebut terus bertambah.
Baca juga: Kuliner Enak Karanganyar: Nikmatnya Ayam Gohyong di Mie Lombok AA, Makanan Viral Gegara Nex Carlos
"Infonya mereka (PKL yang berjualan di depan Masjid Agung) sudah ditegur. Kalau cuma ditegur tidak ada tindakan ya percuma, yang lama dibuang, yang baru di biarkan saja," ucapnya kesal.
Sementara itu pedagang lain, Pardi menuturkan sejak pindah ke lokasi baru penghasilannya anjlok hingga 50 persen.
Padahal selama berjualan di depan Masjid Agung Madaniyah, dia bisa memperoleh penghasilan Rp600 ribu per hari.
Sejak pindah ke lokasi baru, usaha angkringan yang dikelolanya hanya meraup Rp300 ribu per hari.
"Penghasilan berkurang jauh, tapi kok sekarang banyak pedagang baru di depan masjid," keluh Pardi.
"Sepi disini, beda di depan masjid, pembelinya ramai, apalagi masjid dibuka dan lagi ramai-ramainya," pungkas Pardi.
Baca juga: Terungkap, Motif Perempuan asal Karangpandan Karanganyar Nekat Buang Bayinya: Tak Mau Urusi Anaknya
Baca juga: Kronologi Penemuan Bayi Laki-laki Dibuang di Karangpandan Karanganyar, Terbungkus Jilbab Biru
Diketahui, PKL lama yang sebelumnya berjualan di tepi ruas jalan depan masjid, dipindahkan ke sejumlah lokasi di seputar Monumen Gerakan Sayang Ibu, serta sisi timur dan selatan gedung Setda Karanganyar.
Baru beberapa bulan, kawasan tersebut kembali dipenuhi PKL.
Sedikitnya ada 18 PKL yang terdampak penataan kawasan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar.
Para pedagang tersebut lantas direlokasi ke sisi selatan dan timur dari gedung Sekretaris Daerah (Sekda).
(*)