Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Pengguna Narkoba Dibawah Usia 17 Tahun di Sragen Alami Tren Kenaikan: Tak Cuma dari Broken Home

Pelaku penyalahgunaan narkoba ternyata masih marak di Kabupaten Sragen. Sejak awal tahun hingga Juni 2022 sudah ada 32 laporan penyalahgunaan narkoba.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan kasus Covid-19 di Sragen Masih Landai. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pelaku penyalahgunaan narkoba ternyata masih marak di Kabupaten Sragen

Berdasarkan data dari Satresnarkoba Polres Sragen, sejak awal tahun hingga Juni 2022 sudah ada 32 laporan penyalahgunaan narkoba. 

Dari laporan tersebut, Satresnarkoba Polres Sragen sudah mengamankan sebanyak 39 tersangka. 

Ternyata penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sragen tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. 

Baca juga: Pelantikan 116 Guru di Sragen, Bupati Yuni Ingatkan Agar Kasus Suwarti Tak Terulang Lagi

Baca juga: Peduli UMKM, PLN Berikan Bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan kepada PKL di Sragen

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan jika pengguna narkoba usia dibawah 17 tahun mengalami tren kenaikan beberapa tahun terakhir. 

Informasi tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan setelah melantik 116 guru menjadi pejabat fungsional di Pendopo Sumonegaran. 

"Beberapa waktu yang lalu, saya kedatangan BNN, menyampaikan kepada saya data pengguna narkoba untuk usia dibawah 17 tahun bahkan SD dan SMP tren-nya ada kenaikan, saya ditunjukkan grafiknya," ujarnya, Rabu (23/6/2022). 

Bahkan pengguna narkoba yang masih berusia pelajar tersebut kebanyakan dilakukan oleh anak yang jauh dari lingkungan perkotaan. 

Baca juga: Ditemukan Varian BA.4 dan BA.5, Kasus Covid-19 di Sragen Masih Landai, Pemkab Mulai Waspada

Baca juga: Jalan Rusak di Sragen Ini Dulu Dijadikan Kolam Lele Oleh Warga, Tahun Depan Diperbaiki Telan Rp1,8 M

Yuni menyebut jika penyalahgunaan narkoba tidak hanya dilakukan oleh anak yang berasal dari keluarga kurang harmonis saja. 

"Justru yang jauh dari kota itulah yang teridentifikasi ada penyalahgunaan narkoba, obat, permen, dan lainnya," paparnya. 

"Dan apakah keluarganya harmonis atau tidak, itu juga bisa, karena tidak semua yang terkena narkoba berasal dari keluarga broken home," tambahnya. 

Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak para guru yang baru saja dilantik agar bisa sama-sama memutus rantai penyalahgunaan narkoba pada anak. 

"Mari kita sama-sama, bapak ibu guru ayo menyadarkan mereka, dan saya yang membuat kebijakan sekuat mungkin agar dari tahun ke tahun grafiknya tidak menunjukkan peningkatan, titip anak-anak penerus bangsa ini," kata Yuni.

(*) 
 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved