Kuliner Solo
Jenang Ayu Bu Sono, Rekomendasi Oleh-oleh Khas Desa Pacing Favorit Bupati Klaten Sri Mulyani
Jenang Ayu Bu Sono ini tidak hanya sekadar manis, namun memiliki cita rasa pedas khas jahe. Kuliner ini juga langganan Bupati Klaten Sri Mulyani.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten memiliki ciri khas sebagai sentra produksi jenang ayu.
Hal tersebut lantaran, di desa tersebut terdapat beberapa rumah produksi yang membuat olahan makanan jenang ayu bercita rasa manis itu.
Salah satunya jenang ayu milik Bu Sono, yang tidak hanya sekadar manis, namun memiliki cita rasa pedas khas jahe.
Perlu diketahui jika pengolahan jenang ayu dari bahan baku hingga menjadi jenang siap santap, bisa memakan waktu produksi hingga sepuluh jam.
Baca juga: Emak-emak Borong Jenang di Semarak Jenang Sala 2022: 100 Bungkus Jenang Ludes dalam Puluhan Detik
Dari mulai kupas kelapa dan mengolahnya sampai menjadi santan, hingga mencampurkan dengan gula jawa, tepung ketan, tepung beras, dan lain-lain.
Olahan ini masih mempertahankan cara memasak secara tradisional.
Menggunakan kayu bakar, adonan itu diaduk secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia.
Meski begitu, jenang ayu Bu Sono mampu memproduksi 3 hingga 4 loyang dalam sehari dengan 4 orang pegawai khusus untuk mengaduk adonan selama kurang lebih 6 hingga 8 jam.
Baca juga: Kuliner Legendaris Klaten, Jenang Ayu Niten: Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan
Selain tenaga kerja, tak kalah penting adalah pemilihan kayu yang digunakan harus bertekstur keras.
Sehingga saat dibakar dapat menghasilkan panas yang stabil dan tidak mudah habis saat dibakar.
Di antaranya ada kayu jati, kayu sengon dan lain sebagainya.
Satu adonan dalam satu loyang sekali masak, dapat menghasilkan sekitar 70 kilo, dengan kata lain satu loyang tersebut menjadi ribuan jenang hanya dalam sekali memasak.
Mulai diproduksi sejak 1998, berawal dari seorang juru masak yang sering dimintai tolong tetangga membuatkan jenang hingga wajik, membuat Bu Sono akhirnya memberanikan diri untuk berjualan produknya secara mandiri.
Baca juga: Rekomendasi Oleh-oleh Khas Sukoharjo : Jenang Asli Harso Mulyo, Sudah Ada Sejak Tahun 1964
Sejak dahulu, yang membuat jenang ayunya beda karena menggunakan jahe, sehingga jenang itu memiliki cita rasanya khas.
Racikan serta komposisi jahe tak serta merta sekali jadi, namun berproses terus hingga akhirnya kini mendapatkan cita rasa dengan takaran yang pas.
Hal itu disampaikan oleh Kaur Umum dan Perencanaan Desa Pacing, Agung Nugroho sebagai pewaris sekaligus juru masak yang kini pengelola jenang ayu Bu Sono.
Selama ini jenang ayu miliknya dipasarkan ke berbagai daerah sebagai oleh-oleh.
Baca juga: Legitnya Jenang Khas Pracimantoro Wonogiri, Banyak Diburu saat Musim Hajatan dan Mudik Lebaran
“Paling jauh pernah ke Singapura. Kalimantan sering termasuk belum lama ini ke Papua,” aku dia, Sabtu (25/6/2022).
Menurutnya, jenang ayu secara umum bisa tahan lama, selama dua bulan setelah proses produksi jenang itu masih layak untuk dikonsumsi.
“Di tempat kami, ada jaminan kalau sebelum dua bulan sudah tidak layak dikonsumsi, bisa ditukar,” kata dia.
Sebelum menduduki jabatannya saat ini, dirinya mengaku sudah sejak SMA membantu ibunya dalam mempersiapkan adonan yang akan dimasak.
Baca juga: Kenapa Selalu Ada Acara Bagi-bagi Jenang ke Warga saat Perayaan HUT Kota Solo? Ini Filosofinya
"Dari mulai nyukil batok kelapa, meres hingga mengaduk adonan dulu saya juga melakukan hal itu, jadi saya tahu persis takaran dalam satu adonan," jelasnya.
Dengan begitu, dirinya mengklaim dapat menduplikasi masakan dari tangan ibunya dengan cita rasa mirip.
Agung mengaku jika banyak langkah yang dia akan tempuh untuk melestarikan resep warisan ibunya.
Tidak hanya sekedar mempertahankan nama dan kualitas yang sudah ibunya bangun, namun dirinya akan melakukan beberapa inovasi.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Enak Serba Bebek di Klaten: Ada Soto, Opor hingga Bacem
"Untuk sekarang memang saya belum bisa handle sepenuhnya karena masih ada ibu. Nantinya yang akan saya rombak total adalah soal pengemasan, sedangkan kalau rasa yang sudah ada akan saya pertahankan," pungkasnya.
Tidak hanya jenang ayu, ditempat Bu Sono juga menjual beberapa olahan beras ketan seperti trasikan dan wajik kletik, jadah dan lain sebagainya.
Dikutip dari Media Humas Pemkab Klaten di klatenkab.go.id diketahui jika Bupati Klaten Sri Mulyani penah berkunjung ke rumah produksi Bu Sono.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati kedapatan memborong dan membagikannya kepada para rombongan.
Di kesempatan itu, Bupati Sri Mulyani mengajak warga Klaten untuk membeli produk lokal sebagai buah tangan.
‘’Kalau berkunjung ke Klaten jangan lupa membeli oleh-oleh jenang ayu khas Klaten produksi Bu Sono Desa Pacing, Kecamatan Wedi," ungkapnya. (*)