Berita Karanganyar Terbaru
Cegah Timbul Korban Jiwa, 11 Alat EWS Hasil FMIPA UNS Dipasang di Titik Rawan Longsor Karanganyar
11 alat Early Warning System dipasang di titik rawan longsor di Kabupaten Karanganyar. Hal ini diharapkan mampu mencegah timbulnya korban jiwa
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Belasan alat Early Warning System (EWS) dipasang di titik rawan longsor di Kabupaten Karanganyar.
Alat tersebut dipasang di beberapa titik rawan longsor agar dapat menangkap sinyal pergerakan tanah di radius kawasan.
Dekan Fakultas MIPA UNS Harjono mengatakan EWS outdoor merupakan hasil penelitian Lab. Optik di Bagian Fisika FMIPA.
Baca juga: Macet Gegara Liburan Sekolah, Aroma Kampas Rem Semerbak di Jalur Wisata Tawangmangu Karanganyar
Baca juga: Kesbangpol Karanganyar Minta Ormas Jangan Sampai Dijadikan Alat Politik Praktis di Pemilu 2024
“EWS ini program hibah pemerintah yang dikerjakan DR Ahmad Marzuki dari Lab. Optik, pengembangan setelah hibah tahun 2019, dimana EWS saat itu bersifat indoor,” kata Harjono kepada TribunSolo.com, usai menyerahkan EWS secara simbolis ke Sekda Sutarno di kantor BPBD Karanganyar, Kamis (30/6/2022).
Harjono mengatakan ada 11 alat EWS dipasang di titik rawan longsor di Kabupaten Karanganyar.
Alat tersebut dipasang di Kecamatan Jatiyoso, Matesih, Karangpandan, Tawangmangu dan Ngargoyoso.
"EWS ini lebih peka menangkap sinyal pergerakan tanah di radius kawasan," ungkap Harjono.
Dia menjelaskan EWS outdoor tersebut merupakan hasil penyempurnaan alat peringatan dini longsor yang dipasang di dalam rumah atau indoor.
Baca juga: Taekwondo Makin Diminati Warga Karanganyar, 500 Peserta Ikuti Kejuaraan di GOR Raden Mas Said
Baca juga: Pesan Ketua DPD Golkar Karanganyar buat Juliyatmono - Rober : Jangan Ter-distract Pilkada 2024
Para peneliti Fakultas MIPA UNS pada 2019 lalu menghibahkan 100 unit sensor portable dan dua unit sensor tanam perangkat EWS untuk tanah bergerak ke 11 desa di enam kecamatan rawan longsor.
Hanya saja EWS indoor hanya mampu mendeteksi pergerakan tanah dari retakan dinding rumah.
Berbeda dengan EWS outdoor ini, potensi longsor dapat dideteksi dari rekahan tanah serta lebih akurat.
"Sinyal bakal datang bencana juga mudah diketahui masyarakat sekitar," katanya.
"Upaya ini untuk meminimalisir jatuh korban jiwa maupun memberi waktu bagi masyarakat untuk mengevakuasi diri," ujar Harjono.
Baca juga: Tak Permasalahkan Penolakan Vaksin PMK, Bupati Karanganyar : Asal Sapinya Sehat dan Untuk Kurban
Baca juga: Ratusan Air Zamzam Milik Jamaah Haji Karanganyar Tiba di Kantor Kemenag,Masing-masing Dapat 5 Liter
Ahmad Marzuki penerima hibah penelitian, meminta Pemkab Karanganyar memanfaatkan dan merawat perangkat tersebut.