Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Harga Migor & Bahan Baku Naik, Nasib Produsen Kerupuk Kulit Sapi di Karanganyar Terombang-ambing

Produsen kerupuk kulit sapi di Karanganyar mengeluhkan melambungnya harga minyak goreng dan harga kulit sapi di pasaran.Usaha mereka terancam berhenti

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Penampakan para pekerja pembuat kerupuk kulit sapi di Desa Sringin, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Selasa (12/7/2022). Pengusaha kerupuk kulit sapi di Desa Saringin mengaku kesulitan karena harga bahan baku dan minyak goreng yang melambung. 

Salah satunya Suroto, pedagang kelontong di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

Ditemui saat membeli minyak goreng, Suroto mengaku kesusahan jika harus membeli minyak goreng curah menggunakan teknologi aplikasi PeduliLindungi.

Usianya yang tak muda lagi, Suroto mengaku tidak memiliki handphone.

"Susah, nggak punya HP," ujarnya saat ditanya bagaimana nanti jika membeli minyak goreng dengan menggunakan PeduliLindungi, Rabu (29/6/2022).

Sementara di agen biasa Suroto membeli minyak goreng belum menerapkan aplikasi PeduliLindungi.

Meski begitu, Suroto harus membawa 2 KTP untuk membeli satu jeriken minyak goreng curah sebagai syaratnya.

Baca juga: Syarat Beli Migor Curah di Sragen : Belum Pakai PeduliLindungi, Beli 1 Jeriken Harus Bawa 2 KTP

Baca juga: Kini Harus Bawa HP ke Pasar Buat Beli Minyak Goreng Curah, Emak-emak Takut Jadi Korban Copet

Ia pun harus meminjam KTP ke istri, anak dan tetangganya agar ia bisa membeli minyak goreng.

"Iya sudah dibilangi beli minyak goreng curah harus pakai PeduliLindungi," katanya.

Keresahan yang sama juga dirasakan Ngadiyem (76) pedagang di Pasar Batujamus, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.

Ia pun harus mengumpulkan sebanyak 10 KTP untuk membeli 5 jeriken minyak goreng curah.

"Kalau kulakan sebulan sekali, harus bawa 10 KTP, kalau 10 KTP satu orang kan enak, tapi harus beda semua," ujarnya.

Ia belum tahu lagi, nantinya jika membeli minyak goreng curah harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Pasalnya, Ngadiyem memiliki handphone yang diberikan oleh anaknya, namun tak dapat mengoperasikan telfon pintar tersebut.

"Punya HP dikasih anak, tapi tidak bisa pakainya," kata Ngadiyem.

Pengamat : Tak Tepat

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved