Berita Solo Terbaru
Kebo Bule Kiai Slamet Tak Jadi Berkurang : Kemarin Mati 1 Ekor Akibat PMK, Hari Ini Lahir 1 Ekor
Kemarin kebo bule Nyi Apon mati karena terpapar PMK, kini kebo Nyai Jumintan melahirkan dengan anakan yang sehat.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tak Disarankan Ikut Kirab Malam Satu Suro
Kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Solo, Eko Nugroho menyarankan kepada pihak keraton agar kerbau yang sakit tidak diikutsertakan dalam kirab malam 1 Suro.
"Nanti hasil pemeriksaan dokter hewan seperti apa kalau memungkinkan diikutkan atau tidak. Kalau kita menunggu dulu dari dokter hewan," ungkapnya.
"Tapi yang sakit tidak digunakan, tidak diikut sertakan, tidak dikirabkan," tambah dia.
Eko menyebut, ada 7 hewan yang terpapar PMK dengan rincian 6 kebo masih terpapar dan satu kebo mati.
Padahal untuk masa penyembuhan sendiri membutuhkan waktu hingga 14 hari.
Baca juga: Kebo Bule Milik Keraton Solo Mati Gegara Terjangkit Virus PMK, Gimana Nasib Kirab Malam Satu Suro?
"Baru bisa pulih 14 hari biasanya sembuh, kemungkinan nanti kirab belum sembuh," ucapnya.
Sedangkan untuk kebo bule lainnya yang tidak terpapar PMK, Eko mengaku masih membutuhkan rekomendasi dari dokter hewan.
Hal itu untuk mengetahui apakah kebo tersebut sudah benar-benar sehat.
"Kita juga belum tahu, masih menunggu hasil dari dokter hewan," kata dia.
Dirinya tidak memungkiri, adanya penularan yang riskan jika nanti kebo harus dikirab dan bertemu banyak orang.
"Ya kalau memang manusianya membawa atau tertempel, bisa saja tertular hewannya," kata dia.
Menurutnya, saat ini ada 30 ekor kerbau terkena PMK, sembuh 19 sisa 11 perawatan.
"Ini kasus pertama kerbau terkena PMK, tapikan hewan kita hanya itu saja," ungkapnya.
Satu Kerbau Mati
Satu kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta mati karena terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Selain itu, 7 ekor kebo bule lainnya yang berada di Kandang Kebo Mahesa terindikasi positif PMK.
Saat ini, kebo-kebo itu sudah dipisah atau dikandangkan.
Kejadian ini terjadi jelang Kirab Malam Satu Suro dimana Kebo Bule menjadi salah satu ikonnya.
Baca juga: Satu Kebo Bule Milik Keraton Kasunanan Surakarta Mati Usai Positif PMK, Diduga Terpapar Manusia
Baca juga: Cegah Wabah PMK Meluas, Kendaraan Pengangkut Ternak Keluar-Masuk Sukoharjo Disidak
Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nuradiningrat mengatakan Kirab Malam Satu Suro akan dilaksanakan pada Jumat (29/7/2022) malam.
Mengenai agenda tersebut, Dani mengungkapkan pihak Keraton masih menunggu hasil pemeriksaan dari dua pihak.
Yakni Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian serta dokter hewan dari Keraton.
"Menunggu dari hasil pemeriksaan dinas dan dokter yang mengecek," kata Dani, kepada TribunSolo.com, Jumat (22/7/2022).
Menurutnya, Kirab Malam Satu Suro bisa menggunakan kebo bule lainnya yang tidak terpapar.
Baca juga: Sosok Wiyono, Warga Klaten Pemilik Kebo Bule: Pernah Ditawar hingga Puluhan Juta Rupiah
"Mungkin nanti bisa diambilkan dari kandang lain," kata dia.
Menurutnya, kebo yang tidak terpapar PMK tersebut berada jauh dari Kandang Kebo Mahesa yang berada disebelah barat.
"7 (kebo yang terpapar PMK) itu memang kandang terpisah, makanya yang kena 1 kandang itu sudah disemprot disinfektan dan obat," paparnya.
Satu Kebo Betina Mati
Salah satu kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta dikabarkan mati pada Kamis (21/7/2022) pagi.
Kebo (kerbau, -red) betina bernama Apon itu mati usai terindikasi positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Baca juga: Cerita Warga Klaten Pelihara Kebo Bule: Perawatan Mudah, Cukup Diberi Jerami dan Dedak Setiap Hari
Baca juga: Warga Klaten Pelihara Kebo Bule, Tidak Dijual Meski Pernah Ditawar Puluhan Juta: Sudah Sayang
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nuradiningrat membenarkan ada satu kebo bule Keraton Surakarta yang mati karena terpapar PMK.
"Memang mati satu (kebo) betina umur 20 tahun, kemarin langsung dicek dari dinas, dan terindikasi PMK," kata Dani, kepada TribunSolo.com, Jumat (22/7/2022).
Dani menjelaskan, dua minggu sebelumnya Sinuhun meminta untuk melakukan pengecekan di Kandang Mahesa.
Sinuhun disebutnya meminta untuk mengecek kebo-kebo.
Dijelaskan Dani, kebo yang mati itu terdapat di kandang yang berada di sebelah barat.
Baca juga: Maeso Kebo Bule Keraton Solo Mati, Disebut Keturunan Tertua Kebo Kyai Slamet
Baca juga: Polda Jateng Razia Rutan Klas IA Solo: Temukan Serbuk Putih dalam Plastik Klip, Ternyata Cuma Garam
"Di kandang yang sebelah barat ada 7 yang terindikasi PMK, tapi sudah ada tindakan preventif dan pengobatan," paparnya.
Menurutnya, kebo-kebo tersebut terpapar PMK bukan dari hewan.
Melainkan, terpapar dari manusia yang membawa carrier.
"Karena inkubasi PMK cepat sekali, diperkirakan dokter hewan penularan lewat manusia, memang manusia tidak tertular tapi carrier," jelasnya.
Total ada 18 ekor kebo bule di Keraton Kasunanan Surakarta.
Kebo bule yang mati itu langsung dikubur di sebelah kandang Mahesa sekitar pukul 19.00 WIB.
Tak Cuma Sapi, Kambing Juga Discreening PMK
Pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak dilakukan di sejumlah pasar tradisional Solo, Selasa (19/7/2022).
Hal ini sebagai langkah pencegahan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Solo.
Sidak dilakukan Polresta Surakarta bersama Dinas Peternakan Kota Surakarta.
Baca juga: Peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo Mundur Tiga Bulan, Ini Penyebabnya
Baca juga: Tarif Parkir di Night Market Ngepruk Rp 3 Ribu untuk Motor, Wali Kota Solo Gibran: Mahal Itu
Kabagops Polresta Surakarta Kompol Sutoyo mengatakan, pihaknya melakukan penyekatan di pasar hewan yang ada di wilayah kota Surakarta.
"Anggota melakukan pengecekan di sejumlah titik di Pasar Kliwon, yakni Pasar Hewan Mojo dan Semanggi, Pasar Kliwon," kata Sutoyo, kepada TribunSolo.com.
"Dari 274 ekor kambing dan 29 ekor domba, tidak ditemukan adanya penyakit PMK ," ujarnya.
Selain pengecekan hewan, tim juga melakukan penyemprotan di kawasan pasar hewan.
Sebelumnya, Polresta dan dinas terkait Pemkot Solo melakukan penyemprotan guna pencegahan penyakit PMK.
Salah satunya di kandang Kerbau Bule yang terletak di Kompleks Alun-Alun Kidul Keraton Solo.
Baca juga: Jasad Warga Wonogiri Ditemukan Mengambang di Bengawan Solo, Keluarga Merasa Janggal: Minta Diusut
Baca juga: Warga Sumber Solo Tolak Pembangunan Tower hingga Lapor Gibran : Jaraknya 700 Meter dari Rumah Jokowi
Tak hanya itu, pengecekan juga dilakukan disejumlah tempat penjagalan ternak sapi.
"Jangan sampai, daging sapi yang dikonsumsi masyarakat terjangkit PMK," ujarnya.
Pihaknya berharap, pedagang maupun para peternak menjaga kebersihan kandang untuk menghindari virus PMK.
Jika diketahui hewan ternak terjangkit PMK, maka segera berkoordinasi dengan dinas terkait dan dilakukan pemisahan.
"Segera lakukan karantina untuk pencegahan awal, jangan sampai menular. Lalu, hubungi dinas terkait untuk dilakukan pemberian viramin atau obat untuk hewan ternak," pungkasnya.
Kendaraan Pengangkut Ternak Keluar-Masuk Sukoharjo Disidak
Aktivitas kendaraan pengangkut ternak yang keluar masuk di wilayah Sukoharjo mulai diperiksa.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah meluasnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemeriksaan itu dilakukan oleh Polisi dan Dinas Pertanian dan Perikanan di wilayah perbatasan Kabupaten Sukoharjo, yakni Kecamatan Nguter, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Warga Simpatisan Khilafatul Muslimin di Sukoharjo Dapat Edukasi Soal Kebangsaan, Ini Pesan Kapolres
Baca juga: Niat Cari Ikan di Sungai, Warga Sukoharjo Temukan Mayat Terapung di Bengawan Solo
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, mengatakan pemeriksaan yang dilakukan adalah mengecek dokumen pengiriman ternak.
“Kita lakukan pemeriksaan dokumen serta sosialisasi dan edukasi pencegahan PMK,” kata Wahyu, kepada TribunSolo.com.
Kapolres menjelaskan, petugas di lapangan melaksanakan pemantauan dan penyemprotan disinfektan kepada hewan ternak yang sedang diangkut.
Dikatakan Wahyu, petugas tak sekedar melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Ini Desain Tempat Parkir di Kantor Kabupaten Sukoharjo: Bisa Tampung 500 Motor, Telan Dana Rp15,9 M
Baca juga: Dulu Kasus Penggelapan, Wanita Sukoharjo Ini Kembali Masuk Bui Gegara Buat Arisan Online Fiktif
Namun petugas juga memantau hewan-hewan ternak tersebut apakah terjangkit PMK atau tidak.
Masyarakat diimbau segera melapor apabila menemukan kasus PMK.
Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran PMK.
"Dalam kegiatan kali ini, tidak ditemukan PMK pada hewan ternak yang melintas," jelasnya.
(*)