Berita Sragen Terbaru
Awalnya Iseng, Warga Kedawung Sragen Ubah Bambu Jadi Cuan : Miniatur Kapal Pinisi Disanjung Sandiaga
Kerajinan kapal pinisi yang dibuat Narto dari bambu ternyata mampu menghasilkan cuan. Apalagi karyanya itu juga sempat disanjung oleh Sandiaga Uno
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Bambu yang banyak tumbuh di belakang rumah warga kawasan pedesaan ternyata bisa mendatangkan cuan.
Seperti yang dilakukan Narto (39) warga Dukuh Srimulyo, Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen.
Nampak, di etalase rumahnya berjejer dua miniatur kapal pinisi bewarna coklat yang ternyata terbuat dari batang bambu.
Miniatur kapal pinisi tersebut lebih istimewa, lantaran Narto menambahkan detail-detail bagian kapal yang cukup rumit.
Baca juga: Potret Waduk Sulur Sragen, Lokasi Dua Bocah Tewas Tenggelam : Kejadian Kedua Setelah 5 Tahun Silam
Baca juga: Gagah-gagahan Berujung Bui: Konvoi Tengah Malam, Sekelompok Pemuda di Sragen Keroyok Pengendara Lain
Miniatur kapal pinisi yang hampir mirip dengan aslinya itu, Narto susun dan kreasikan sendiri sesuai imajinasinya, yang ia pelajari secara otodidak.
Bahkan, awalnya Narto hanya iseng untuk membuat miniatur kapal pinisi tersebut.
"Sudah saya jalani hampir 1 tahun ini, awalnya hanya iseng-iseng, bikin kandang jangkrik, iseng-iseng bikin kincir air, kepikiran membuat becak, membuat kapal, terus berlanjut sampai sekarang," kata Narto kepada TribunSolo.com, Kamis (4/8/2022).
Kemampuannya itu ia dapat sejak masih kecil karena hobi membuat mainan sendiri.
Ia mahir membuat mainan, seperti mobil-mobilan dan yang lainnya dari berbagai bahan yang ada disekitar rumahnya.
Kebetulan, di belakang rumahnya banyak tumbuh tanaman bambu, yang coba ia manfaatkan.
Baca juga: Kiriman Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Mulai Seret : Biasanya Seminggu 2 Kali, Sekarang Cuma Sekali
Baca juga: Bertahun-tahun Rusak Parah, Jalan Gabugan-Sumberlawang Sragen Bakal Diperbaiki Tahun Depan
Ia merakit kapal pinisi tersebut dengan menggunakan alat seadanya yang dipunya.
"Merakit miniatur kapal pinisi berukuran sedang bisa jam 5-6 pagi, karena pekerjaan utama saya potong rambut, hanya bisa mengerjakan di pagi hari," terangnya.
"Kemarin bisa membuat jam 1-2 pagi untuk satu buah kapal pinisinya," tambahnya.
Meski baru dirintis, miniatur kapal pinisi buatannya tak pernah sepi peminat, dimana tidak hanya datang dari dalam Kabupaten Sragen saja, melainkan juga ada yang dari Yogyakarta.
Ia pun juga mendapat pesanan dari Bali, tidak hanya miniatur kapal pinisi saja, melainkan juga miniatur becak, sepeda dan lainnya.
"Pesanan dari Jogja, Semarang dan Bali terpaksa saya kembalikan, kalau pesanannya banyak, saya tidak sanggup, karena sendiri," ujarnya.
Baca juga: Kini Wisata Gunung Kemukus Sragen Ada Paket Arungi Waduk Kedung Ombo Naik Perahu
Baca juga: Sempat Disentil Puan Maharani, PDIP Sragen Bakal Bikin Kantor Baru : Lebih Megah, di Jalan Sukowati
Memang saat ini, miniatur kapal pinisi dari bambu tersebut belum bisa diproduksi secara massal karena keterbatasan sumber daya manusia.
Untuk itu, Pemerintah Desa Bendungan mulai memberikan pelatihan kepada anak muda setempat agar potensi besar dari Kabupaten Sragen itu semakin berkembang.
Kenapa potensi besar? Karena miniatur kapal pinisi buatan Narto disanjung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno saat berkunjung ke Sragen beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Kasi Kesra Desa Bendungan, Guruh Wisnu Wardana yang waktu itu menemui Sandiaga Uno secara langsung.
"Kemarin itu langsung dilirik Pak Sandi, karena memang kebanyakan produk UMKM makanan, kemarin dilihat sama Bang Sandi, langsung diundang, dah sini kamu, saya ngobrol banyak dengan Pak Sandi," ujar Guruh.
Guruh menyampaikan saat berbincang dengan Sandiaga Uno, ia mendapat pesan untuk terus mengembangkan potensi bagus tersebut.
"Ini bagus sekali, kerajinan dari bambu memang jarang yang detail sekali," ujar Guruh menirukan ucapan Sandiaga Uno waktu itu.
"Kalau sudah siap dipasarkan akan dibantu, baik tingkat nasional maupun keluar negeri, tapi kami juga ingin memperbaiki kualitas terlebih dahulu," tambahnya.
Untuk satu unit kapal pinisi dibanderol harga beragam, tergantung tingkat kerumitan dalam proses pembuatannya. (*)