Berita Boyolali Terbaru
Kisah BW, Remaja yang Tidur di Makam Ayahnya : Kerap Lihat Penampakan hingga Dengar Suara Jeritan
Selama tidur di kompleks pemakaman ayahnya, BW ternyata kerap diperlihatkan penampakan oleh sosok tak kasat mata. Bahkan dia mendengar suara jeritan
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - BW, remaja asal Karangdowo, Klaten terpaksa tidur di samping pusara makam ayahnya.
Awal dirinya tidur di makam itu setelah musala yang BW tempati hendak dibongkar.
BW pun kemudian memutuskan untuk tidur di samping makam ayahnya agar lebih dekat.
Selama sekitar 2 bulan, tiap malam BW tidur di kompleks pemakaman umum Desa Klaseman, Kecamatan Gatak, Sukoharjo itu.
Baca juga: Potret Patung-patung Pahlawan di Boyolali Dibersihkan Jelang Peringatan Hari Kemerdekaan RI
Baca juga: Kuliner Enak Boyolali: Sate Kere Sor Ringin Rumdin, Pertahankan Resep Turun Temurun Sejak Tahun 1951
Ketika siang hari, dia pergi ngamen dengan cara membersihkan kaca mobil di perempatan Surowedanan, Boyolali.
Ternyata, BW menemui banyak hal-hal mistis selama tidur di makam itu.
Beberapa makhluk halus disebut BW kerap menemuinya.
“Tapi alhamdulillah saya tidak takut,” kata BW, saat berbincang dengan TribunSolo.com, beberapa waktu lalu.
Tak hanya malam pertama saja, malam-malam berikutnya, dia masih diperlihatkan sosok-sosok makhluk ghaib itu.
“Ada yang secara langsung, ada juga yang melalui mimpi,” terangnya.
Baca juga: Nasib BW, Remaja Tidur di Makam Ayah: Kini Sudah Ditangani Pemkab Boyolali, Lama Hidup di Jalanan
Bahkan yang mengejutkan lagi, dia mendengar suara jeritan orang menangis.
Hal itu dirasakan BW saat kembali ke makam dari mencari makan pada tengah malam.
“Ya saya terus saja ke samping makam ayah saya,” jelasnya.
Dapat Orang Tua Asuh
Nasib baik menipa BW setelah dirinya ditemukan tinggal di samping makam ayahnya yang ada di sebuah pemakaman daerah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo beberapa waktu lalu.
Anak 16 tahun tersebut kini telah mempunyai orang tua asuh.
Tak sampai di situ, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali juga akan mengurus serta mencukupi kebutuhan BW.
Itu bermula dari setelah remaja asal Karangdowo tersebut diajak berbincang di ruang asisten 3 Setda Boyolali, Senin (8/8/2022).
Asisten 3 Setda Boyolali, Arief Gunarto, dan Asisten 2 Setda Boyolali, Insan Adi Asmono serta dua orang petugas Baznas Boyolali terlibat dalam obrolan tersebut.
Dalam pembicaraan panjang tersebut muncul sebuah keputusan.
Baca juga: Penampakan Tempat Tidur Remaja Boyolali di Makam Ayahnya : di Samping Nisan, Beralasakan Sajadah
Baca juga: Sejumlah Mobil Jadi Arang dan Montir Terluka, Usai Api Membakar Bengkel Mobil di Ngemplak Boyolali
Arief Gunarto dan M Ihsan dari Baznas menjadi orang tua asuh BW.
BW seketika tidak bisa menutupi rasa bahagianya.
" Ya seneng banget. Alhamdulillah," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Senin (8/8/2022).
BW juga menceritakan jika selama tinggal di rumah singgah dia juga merasa nyaman.
Selain bantu bersih -bersih, dia juga tak lupa akan kewajibannya beribadah.
"Ya ngaji, ya sholat," ujarnya.
Dia pun mengaku untuk kebutuhan sehari-hari tak ada masalah.
Mulai dari baju hingga peralatan mandi sudah punya semua.
Hanya saja, dia tak punya Al Qur'an sendiri.
Sementara itu, Asisten 2, Setda Boyolali, Insan Adi Asmono mengatakan temuan remaja yang hidupnya ngamen dan tinggal di makam memantik perhatiannya.
Dia pun kemudian mendiskusikan penanganan remaja, agar remaja ini bisa menjalani hidup secara normal dan layak.
"Setelah ditemukam oleh Satpol-PP. Remaja ini dibawa ke rumah singgah. Cuman, (tinggal) di rumah singgah itu ada ketentuannya. Ini kita diskusikan dengan Baznas dan kita carikan orang tua asuh," jelasnya.
Untuk sementara ini, BW masih tinggal dulu di rumah singgah.
Sejurus dengan itu, orang tua asuhnya juga akan mencarikan tempat tinggal untuk BW.
Dengan begitu BW ini nanti ke depan bisa menjadi orang seperti apa yang menjadi doanya.
"Entah itu (tinggal) ngontrak atau bagaimana, kami serahkan ke bapak asuhnya. Yang penting (BW) bisa menjalani hidup secara normal," pungkasnya.
Tidur di Dekat Makam Ayahnya
Sebelumnya, kisah mengandung bawang atau penuh haru biru datang dari seorang remaja di Kabupaten Boyolali.
BW, remaja 16 tahun diketahui tinggal di makam sang ayah di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.
Ia tinggal seorang diri di cungkup atau sebuah bangunan yang menaungi makam keluarga.
Dia tidur di tumpukan baju yang tertata rapi serta selimut dan alas tidur di samping batu nisan.
Tak jauh dari tempat ia tidur, ada makam yang belum dibangun batu nisan, yang menurut BW itu adalah makam mendiang ayahnya.
Hal tersebut diungkap oleh Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Boyolali, Tri Joko Mulyono.
Tri menuturkan aktivitas tak biasa yang dilakukan BW tersebut pertama kali diketahui ketika BW terjaring patroli yang dilakukan jajaran Satpol PP.
Waktu itu, BW diketahui tengah mencari uang dengan cara membersihkan kaca mobil pengendara dengan menggunakan sulak atau kemoceng di Jalan Surowedanan.
Setelah itu dilakukan pendalaman dengan niat agar bisa dikembalikan ke keluarga mengingat masih berusia anak.
Baca juga: Jokowi Hadiri Penutupan ASEAN Para Games di Solo : Pengamanan Berlapis,2.137 Personel Gabungan Siaga
Baca juga: Hati-hati, Pelaku Pencatutan Nama Kanit Laka Polres Boyolali Masih Berkeliaran, Ini Modusnya
"Pengakuan yang lebih mengagetkan ketika kita tanyai rumahnya di mana, dan mengaku jika rumahnya di Sawit, dan tidur di makam," katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (6/8/2022).
"Setelah kami dalami anak itu tidak mempunyai orangtua, di mana menurut pengakuan BW bapak ibunya sudah meninggal dunia," tambahnya.
Karena penasaran, Tri meminta BW untuk diantarkan ke lokasi tempat tidurnya yang berada di area pemakaman umum di perbatasan antara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.
Di mana ternyata makam tersebut sudah masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tri beserta petugas lainnya terkejut ketika tiba di makam yang digunakan BW sebagai tempat tidurnya itu.
"Dari bekas yang ditinggalkan kelihatan kalau itu sudah lama ditempat untuk tidur, menurut pengakuan BW, dia tinggal di situ lebih dari 2 bulan," kata Tri.
"Jadi ada sajadah jumlahnya 3 yang digelar diatas salah satu nisan, sempat dihias juga, bunga ditaruh ke dalam botol yang diisi air, jadi sudah seperti rumah sendiri, seperti kamarnya sendiri," teranganya.
Berdasarkan keterangan dari BW, ia tinggal di makam agar lebih dekat dengan mendiang ayahnya yang dimakamkan disitu.
"Berdasarkan pengakuan si anak itu makam mendiang ayahnya, ketika saya tanya yang mana, dia menunjuk satu makam yang belum dibangun batu nisan di atasnya," jelas Tri.
Sementara BW saat ini tinggal di rumah singgah Kabupaten Boyolali di ruang aman.
BW kata dia, diketahui berasal dari Karangdowo, Kabupaten Klaten.
Kemudian, ia tinggal bersama salah satu kakaknya di wilayah Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.
Karena masalah internal dan tidak cocok dengan kakaknya, BW memutuskan untuk pergi dari rumah sang kakak dan bertahan hidup dengan bekerja serabutan.
"Berdasarkan pengakuan dari BW, dia sejak lulus SD sudah latihan nukang, kemudian pernah bekerja di pencucian mobil, dan beberapa proyek pembangunan," kata Tri.
"Kalau sedang kerja di proyek, dia bisa tinggal disana, kalau proyeknya selesai dia bingung mau kemana, akhirnya dia datang ke makam ayahnya," tambahnya.
Meski masih berusia remaja, BW telah menelan kerasnya kehidupan, yang bahkan BW pernah hanya dikasih makan saja saat bekerja di proyek.
Sebelumnya, BW juga memiliki sepeda motor tua sebagai alat transportasinya, yang terpaksa ia jual karena tidak lagi memiliki uang selama pandemi covid-19.
Akhirnya, BW memutuskan mencari uang dengan menyeka debu mobil pengendara menggunakan kemoceng di lampu merah.
"Ketika saya tanya kenapa ngamen sulak, katanya sebenarnya dia juga tidak mau, dia malu, tapi mau bagaimana lagi, karena tidak ada orang yang mengajaknya bekerja di proyek," terangnya.
"Hasil ngamennya dalam sehari sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 perhari, uang itu digunakan untuk makan dan lain-lain," imbuhnya.
Baca juga: Kakek Ini Bikin Terenyuh saat Ngamen di Jalanan, Ternyata Uangnya untuk Nyawer Biduan Dangdut
Baca juga: Viral Janda Anak Tiga Rela Banting Tulang Jadi Badut Jalanan, Nekat Kerja Keras Demi Biaya Sekolah
Tak Takut Tidur di Makam
BW biasanya sampai di makam lewat jam tengah malam, dan untuk mengusir rasa takutnya biasanya BW bermain handphone.
BW harus menahan dinginnya angin malam lantaran di cungkup tersebut tidak tertutup tembok penuh dan disebelahnya hamparan persawahan.
"Katanya pernah masuk angin selama satu minggu saat musim hujan, karena tidak ada temboknya, dan anginnya cukup kencang," jelasnya.
Tak hanya sampai disitu, BW bermalam di makam hanya mengandalkan cahaya dari lilin yang ia nyalakan, karena memang di area makam tidak ada lampu penerangan.
BW juga tidak seperti anak jalanan lainnya, yang terkenal karena image nakalnya.
Bahkan, di makam tersebut ada 3 lembar sajadah yang menemani tidur BW.
"Anak ini tidak seperti anak jalanan yang lain, dia masih lugu istilahnya, saya herannya waktu penjaringan kita geledah tasnya ada sajadah," jelasnya.
"Saya tes untuk membaca tulisan Arab juga bisa, dia kan hanya sampai SD, jadi anaknya baik, meski dia tidak ada yang mendidik, tidak ada figure orang tua tapi dia masih tetap beribadah," pungkasnya. (*)