Berita Sragen Terbaru
Eksistensi Bakul Jamu Gendong di Sragen Masa Kini: Jumlahnya Tak Banyak, Tengah Berupaya Ubah Stigma
Tak banyak yang kini mau menekuni profesi jamu gendong. Terbukti di Sragen, hanya tersisa puluhan ibu-ibu yang masih berprofesi bakul jamu gendong
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di zaman sekarang yang serba modern dan instan mulai jarang dijumpai bakul atau penjual jamu gendong keliling.
Para penjual jamu yang kebanyakan perempuan itu biasanya sudah berkeliling dari kampung ke kampung pada pagi hari.
Beragam jamu yang sudah diracik, dimasukkan ke botol bewarna bening yang ditata rapi di dalam wadah yang disebut tumbu, terbuat dari anyaman bambu.
Kemudian, tumbu tersebut digendong yang diikat menggunakan jarik gendong panjang.
Baca juga: Kisah Bakul Jamu Asal Sragen: 33 Tahun Berjualan, Bisa Renovasi Rumah dan Sekolahkan 4 Anak
Baca juga: HUT Kemerdekaan RI ke-77, 278 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Sragen Terima Remisi, 4 Langsung Bebas
Saat berkeliling, mereka biasanya mengucapkan 'jamu jamu, jamune pak, bu' sebagai tanda kedatangannya.
Sayangnya, jamu gendong yang merupakan warisan leluhur zaman dulu itu semakin terkikis di masa kini.
Para penjual jamu gendong keliling kini sudah berusia lanjut, sedangkan sedikit sekali generasi muda yang berkeinginan untuk meneruskan warisan luhur itu.
Pamong Ibu-ibu Jamu Gendong Sragen, Theresia Eko Setyowati mengatakan saat ini bakul jamu gendong di Sragen jumlahnya tinggal puluhan orang saja.
"Saat ini yang tergabung dalam komunitas ada 3 kelompok, ada sekitar 60-an orang, tersebar di 6 desa dan 2 kecamatan," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (17/8/2022).
Komunitas ibu jamu gendong di Sragen sendiri baru terbentuk sejak 3 tahun lalu.
Komunitas yang diberi nama empu jamu gendong itu dibentuk untuk mengajarkan cara mengolah jamu, varian jamu, hingga pengemasan jamu yang kekinian.
Baca juga: Di Tengah Kemeriahan Peringatan HUT ke-77 RI, Harga Telur di Sragen Tembus Rp 29 Ribu per Kg
Baca juga: Potret Ibu-ibu Jamu Gendong di Sragen Gelar Upacara Kemerdekaan ke-77 RI, Anggun Dibalut Kebaya
Dengan begitu, kualitas dan higienitas jamu-jamu racikan ala ibu-ibu di Sragen bisa terjaga dan bisa memberi manfaat kesehatan bagi pelanggannya.
Diharapkan, dengan proses belajar tersebut bisa mengubah stigma profesi jamu gendong yang dianggap rendah.
Para ibu-ibu jamu gendong kini semakin percaya diri sehingga tidak malu lagi ketika ditanya apa pekerjaannya.