Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Beda Jembatan Sasak di Sangkrah dan Kampung Beton : Tak Patok Harga Bagi Penyeberang

Warga yang membangun Jembatan Sasak di Sangkrah tidak mematok harga pasti bagi mereka yang berniat melintasinya.

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tribunsolo.com/Tara Wahyu Nor Vitriani
Warga saat sedang membangun Jembatan Sasak Sangkrah. Jembatan ini bakal menghubungkan Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo. Adapun jembatan ini dibangun dengan swadaya masyarakat dua wilayah tersebut. Dari patungan warga, didapat uang sebesar Rp20 juta. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jembatan Sasak di Kampung Beton, Sewu, Jebres yang dibuat oleh Sugiyono alias Bagong kini memiliki tandingan.

Ada jembatan sasak baru yang dibangun di Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon.

Jika jembatan sasak di Kampung Beton mengenakan tarif Rp2 ribu bagi penyeberang, dan tarif Rp3 ribu bagi yang berboncengan, tidak demikian dengan jembatan sasak di Sangkrah.

Pengelola Jembatan Sasak Sangkrah, Supriyadi (58) mengatakan warga tidak mematok harga untuk sekali menyeberang.

"Ya Rp 2 ribu untuk sekali menyeberang, tapi kami tidak mematok, kalau enggak punya tim uang nggak apa-apa," kata Supriyadi, kepada TribunSolo.com, Kamis (29/9/2022).

Usut punya usut, pembangunan jembatan baru ini merupakan inisiatif dari warga di Sangkrah dan Gadingan.

Jembatan ini menghubungkan kawasan Sangkrah dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo.

Baca juga: Cerita Warga Mojolaban Sukoharjo, Takut Lewat Jembatan Sasak saat Mau ke Solo: Pilih Jalan Memutar 

Baca juga: Bak Kemacetan di Jakarta, Kini Lewat Jembatan Sesek di Kampung Sewu Bisa Sejam, Emak-emak: Emosi Iki

Supriyadi mengatakan alasan pembuatan jembatan dari bambu itu karena banyak warga yang terdampak penutupan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug B.

"Lha ini untuk masyarakat, kasihan yang kerja, sekolah kan banyak, biasanya lewatnya jembatan Mojo mereka," kata Supriyadi.

Supriyadi membantah jika jembatan sasak Sangkrah berniat mengikuti jembatan sasak di Kampung Beton.

Menurutnya pembangunan jembatan ini lebih dikarenakan banyaknya orang yang memanfaatkan jembatan sasak di Kampung Beton hingga antrean mengular.

Hal itu membuat banyak pihak pada akhirnya tetap terlambat beraktivitas lantaran ramainya animo masyarakat yang melintas di sana,

"Nggak ngikutin (jembatan sasak Kampung Beton). Sebetulnya (di) Kampung Beton terlalu banyak yang nyeberang. Ini kasihan, masuk jam 7, atau setengah 7 tapi sudah ramai, 100 meter lebih antre," terangnya.

Adapun pembangunan jembatan sasak Sangkrah merupakan hasil swadaya masyarakat di Sangkrah dan Gadingan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved