Berita Solo Terbaru
Beda Jembatan Sasak di Sangkrah dan Kampung Beton : Tak Patok Harga Bagi Penyeberang
Warga yang membangun Jembatan Sasak di Sangkrah tidak mematok harga pasti bagi mereka yang berniat melintasinya.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Dari hasil tersebut, terkumpul sekitar Rp 20 juta.
"Swadaya masyarakat, habis kurang lebih sekitar Rp 20 juta dari patungan warga," ungkapnya.
Baca juga: Jembatan Mojo Ditutup, Bagong Ketiban Rezeki Nomplok : Raup Rp 5 Juta Sehari Lewat Jembatan Sasaknya
Baca juga: Foto-foto Antrean Pemotor di Jembatan Sesek : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Bak Lautan Manusia
Supriyadi mengatakan, ada 16 orang pekerja yang membantu membangun jembatan dari bambu tersebut.
Pekerjaan dimulai Senin lalu dan dikerjakan hingga pukul 02.00 WIB atau dini hari.
"Rencananya kalau nggak Jumat ya Sabtu bisa dilewati, ya Sabtu sudah siap," ucapnya.
Pihaknya memastikan Jembatan Sasak Sangkrah ini aman untuk dilalui.
"Ada ban dan pelampung, ada juga yang bantu untuk menyebrang jembatan," kata Supriyadi.
Jembatan Sasak di Kampung Beton Sehari Bisa Hasilkan Rp5 Juta
Gara-gara Jembatan Mojo ditutup, jembatan sasak atau bambu kini menjadi pilihan masyarakat untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo dari Kota Solo menuju Karanganyar ataupun Sukoharjo.
Pembuat jembatan sasak ini, yakni Sugiono alias Bagong pun kebanjiran rezeki.
Jembatan Sasak buatannya kini lebih dipilih masyarakat daripada memutar jauh sejak Jembatan Mojo ditutup per Senin (26/9/2022) kemarin.
Bahkan antrean kendaraan terpantau membludak di sana sejak Senin (26/9) sore atau saat jam-jam masyarakat pulang kerja.
Baca juga: Bak Kemacetan di Jakarta, Kini Lewat Jembatan Sasak di Kampung Sewu Bisa Sejam, Emak-emak: Emosi Iki
Diperkirakan ribuan pengendara telah melintasi Jembatan Sasak.
Pengendara sepeda motor yang melintas dikenai tarif Rp2 ribu sekali menyeberangi Sungai Bengawan Solo.
Bagi mereka yang berboncengan, tarifnya hanya berbeda seribu rupiah alias Rp 3 ribu.