Liga 1
Sosok Akhmad Hadian Lukita, Dirut PT LIB yang Putuskan Laga Arema vs Persebaya Digelar Malam Hari
Akhmad Hadian Lukita mengaku sangat menyesalkan peristiwa kerusuhan besar di Stadion Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
“Maka perkenankanlah kami PT. Liga Indonesia Baru (PT.LIB) menyampaikan bahwa meminta kepada Klub Arema FC untuk berkoordinasi secara optimal kepada pihak keamanan dalam hal ini khususnya dengan KAPOLRES Malang untuk TETAP melaksanakan pertandingan BRI Liga 1-2022/2023 NP antara Arema FC vs Persebaya Surabaya DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN JADWAL YANG TELAH DITENTUKAN,” demikian tertulis dalam surat dari PT LIB yang diterima Tribunnews, Minggu (2/9/2022).
Surat tersebut ditandatangani oleh Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.
Baca juga: Wagub Jatim Sebut Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Mencapai 174 Orang, Belasan Luka Berat
Diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan seusai pertandingan Liga 1 BRI antara Arema FC vs Persebaya.
Pada update terbaru, korban meninggal dunia mencapai 130 orang dan korban luka-luka sebanyak 191 orang.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo.
“Korban meninggal dunia 130 orang. Luka-luka total 191 orang. Yang jelas itu mereka berdesak-desakan, diinjak-injak,” ujarnya dikutip dari Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).

Sementara terkait penyebab kerusuhan bisa terjadi, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan motif para suporter Arema FC turun ke lapangan dengan maksud berusaha mencari pemain official Arema FC.
“Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya),” jelasnya.
Merangseknya suporter Arema FC ke dalam lapangan membuat petugas keamanan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Baca juga: Laga UNSA FC vs Persika Karanganyar Ditunda : Empati atas Peristiwa di Stadion Kanjuruhan
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
“Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” kata Nico.
Menurut Nico, ada sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan dari total 40 ribu orang yang hadir menonton.
“Hanya sebagian 3.000-an yang turun ke lapangan sedangkan yang lain tetap di tribun stadion,” ujarnya.
Sementara terkait tindakan penembakan gas air mata, Nico mengungkapkan dalam rangka merespon terhadap kelakuan suporter.
“Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi,” kata Nico. (Tribunnews.com)