Berita Solo Terbaru
Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo: Siswa, Guru dan Dosen Muhammadiyah Tak Libur, Ikut Mangayubagyo
Proses belajar mengajar di beberapa sekolah yayasan Muhammadiyah wilayah Solo Raya terdapat penyesuaian.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Proses belajar mengajar di beberapa sekolah yayasan Muhammadiyah wilayah Solo Raya terdapat penyesuaian.
Penyesuaian tersebut dilakukan karena beberapa sekolah akan difungsikan sebagai tempat transit peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Itu disampaikan Sekretaris Panitia Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Bambang Sukoco.
"Untuk menyambut Muktamar Muhammadiyah, di beberapa sekolah tidak ada pembelajaran," kata Bambang kepada TribunSolo.com, Rabu (2/11/2022).
"Siswa-siswa dan guru-guru akan ikut mangayubagyo,".
"Beberapa siswa SMK/SMA itu juga ada yang jadi LO yang nantinya membantu menyambut para penggembira Muktamar," imbuhnya.
Waktu persiapan sekolah menjadi lokasi transit peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah beragam.
Persiapan tersebut ada yang dimulai dari 16 November 2022, ada juga yang 17 November 2022.
Adapun tamu yang akan ditampung sekolah-sekolah itu juga tetap disesuaikan.
Lantas bagaimana dengan proses pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ?
UMS akan menjadi salah satu venue Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Baca juga: Muktamar Muhammadiyah di Solo Bakal Pakai Gedung Sekolah, Murid Sekolah Libur atau Tidak?
Baca juga: Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Kevikepan Surakarta Beri Dukungan, Gereja Akan Dijadikan Tempat Transit
Sidang Tanwir Muhammadiyah akan diselenggarakan di Gedung Auditorium Mohammad Djasman.
Sementara sidang tanwir Aisyiyah diselenggarakan di Gedung Induk Siti Walidah.
Oleh karenanya, proses pembelajaran di UMS pun juga mengalami penyesuaian. Kegiatan kampus yang dilakukan secara offline ada pembatasan.
Itu berlaku juga untuk ujian praktik. Besar kemungkinkan ujian tersebut dilakukan secara online.
Itu mulai dilakukan seminggu sebelum hingga setelah penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
"Dosen-dosen mayoritas jadi panitia dan ada juga beberapa mahasiswa yang jadi relawan, LO, dan sebagainya," ujar Bambang. (*)