Kuliner Solo
Kuliner Solo: Ledre Laweyan Ada Rasa Cokelat Keju Lokasinya di Jalan Setono, Bisa Buat Oleh-oleh
Ledre Laweyan yang terletak di Jl. Setono No.158, RT.2/RW.Rawa 2, Kec. Laweyan, Kota Solo tersebut ada 4 rasa yang dijual mulai pisang, cokelat, keju
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Kota Solo dikenal memiliki banyak kuliner enak yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk berpergian ke luar kota Solo.
Jika biasanya Solo identik dengan serabi, ada satu kuliner unik yang juga tak kalah nikmat yakni ledre.
Ledre Laweyan menjadi salah satu kuliner nikmat yang bisa jadi rekomendasi oleh-oleh bagi wisatawan.
Baca juga: Kuliner Solo: Kedai Pantel Jual Menu Makanan Sehat Ada Salad Sayur dan Vietnam Spring Roll
Ledre sendiri terbuat dari olahan kelapa dan ketan dengan taburan sedikit garam.
Jenis makanan ini biasanya dipanggang dan dicetak bulan pipih lalu diisi dengan toping mulai pisang, cokelat hingga keju.
Di Ledre Laweyan yang terletak di Jl. Setono No.158, RT.2/RW.Rawa 2, Kec. Laweyan, Kota Solo tersebut ada 4 rasa yang dijual mulai pisang, cokelat, keju dan cokelat keju.

Baca juga: Kuliner Boyolali: Bakso Buaya Darat, saat Dibuka Penuh dengan Isian Daging dan Urat
Sehingga menurut Susila, ledre buatannya memiliki ciri berbeda, yakni bertekstur lebih empuk dan rasa lebih matang.
“Ledre Laweyan masaknya itu lebih matang ketannya di kita jadi lebih empuk,” kata pemilik Ledre Laweyan, Susila, Jumat (4/11/2022) sore.
“Dulu itu ledre kebanyakan kan ketannya mentah, masaknya langsung dimasukan ke wajan tanpa dikukus jadi hasilnya agak keras,” bebernya.
Dari pengolahan tersebutlah yang membedakan Ledre Laweyan dengan ledre-ledre lain di Solo.
Ledre buatan Susila juga dimasak tanpa menggunakan minyak dan gula.
Baca juga: Kuliner Solo : Petolo Mayang Depan Pura Mangkunegaran, Disajikan Hangat, Harga Rp 5 Ribu/Porsi
Sehingga rasa manis dihasilkan dari pisang, sementara minyak alami tercipta dari kelapanya.
“Ini nggak pakai minyak dan gula," katanya.
"Jadi gulanya kan dari pisang, untuk minyaknya dari kelapa itu,” ujarnya.
Ledre Laweyan buatan Susila tersebut sudah ada sejak 1984, yang merupakan rintisan usaha ibunya, Sri Martini.
Susilla meneruskan usaha tersebut sejak ibunya wafat 2019 silam, dan hingga kini ia masih mempertahankan ledre modifikasi resep ibunya.
Baca juga: Kuliner Sragen: Mie Ayam Sony yang Melegenda, Sempat Tutup Kini Buka di Taman Tiara Sachari Sragen
Ledre Laweyan ini buka setiap hari mulai 8.00-17.00 WIB.
Harga yang dipatok untuk ledre ini juga cukup murah mulai yang isi pisang yakni Rp 3 ribu dan yang paling mahal isi coklat keju Rp 4ribu.
Tak hanya di area Laweyan, Ledre Laweyan ini juga buka cabang di Kadipiro tepatnya di belakang pom bensin Bannyuagung.(*)