Pandemi dan Cerita Menyayat Hati di Tuksongo : 'Sampai Beli Beras Saja Sulit, Kini Sudah Bangkit'
Desa Wisata Tuksongo di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki cerita tersendiri saat bangkit.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Perputaran uang di kawasan Tuksongo pun tak main-main dari wisata, sebulan bisa mencapai ratusan juta rupiah, apalagi libur panjang.
"Mati pet (total) ekonomi. Sampai beli beras saja sulit. Kita (warga) benar-benar merasakan terpuruk," aku dia.
Selama beberapa tahun ini, warga kata dia, didorong untuk mengambil peran sehinggga tak hanya jadi penonton saja.
Di antaranya bekerja dengan banyak pihak mulai pemerintah hingga KBA untuk membangkitkan kembali perekonomian yang sempat terpuruk karena menyayat hati.
Bahkan kebangkitan ini hasil dari kerja bersama-sama untuk mencipatakan suasana damai.
Yakni mulai dari penataan event, menciptakan spot menarik dan tawaran-tawaran paket lain sehingga wisatawan hanya menemukan di Tuksongo.
"Termasuk kami kan buat showroom isinya yakni hasil dari UMKM, di antaranya olahan gula aren dan mie lethek. Itu sudah ada sejak nenek moyang kita lestarikan," jelas dia.
Alhasil lanjut dia, wisatawan tertarik karena saat dulu hampir seluruh warga memiliki usaha itu, kini tinggal hanya beberapa orang.
"Ada narasi dan penjelasan, hingga praktek langsung ke wisatwan. Cara membuat gula aren dan mie lethek. Mereka seneng, akhirnya apa? ya beli untuk oleh-oleh," paparnya. (*)