Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Ditentang Bupati Klaten & Karanganyar, Pakar : Untung Jangka Panjang

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wacana Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Kota Solo menuai kontroversi.

Bupati Klaten Sri Mulyani dan Bupati Karanganyar Juliyatmono menyatakan penolakannya.

Namun, Pakar Ekonomi Pembangunan, Lukman Hakim Hasan justri menanggapi positif wacana ini.

Menurutnya, pembangunan jalan tol memang jangka pendek bisa dianggap merugikan karena mematikan beberapa jalur yang ditinggalkan.

Ia pun mencontohkan Jalan Nasional Rute 1 yang telah terhubung mematikan ekonomi jalur pantura.

Baca juga: Bupati Tegas Tolak Pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan di Klaten : Pertahankan Lahan Produktif

"Jalur tol kadang jangka pendek dianggap merugikan. Kasusnya misalnya Pantura mati seperti Brebes. Yang belum ada Tol UMKM tumbuh. Setelah tol mereka pada mati," tuturnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (3/1/2022).

Meskipun demikian, menurutnya Jalan Tol tetap perlu dibangun karena memiliki dampak jangka panjang yang menguntungkan.

Justru yang paling diuntungkan dari terbukanya akses ini adalah daerah.

"Bagaimana pun dalam jangka panjang menguntungkan. Akses dari Jakarta dekat sekali. Sangat menguntungkan daerah," terangnya.

Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan yang melewati Kabupaten Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar ini nantinya membuat jarak tempuh dari Yogyakarta lebih singkat jika dibandingkan melewati Pintu Tol Colomadu.

"Solo ini paling strategis," tuturnya.

Baca juga: Ada Rencana Proyek Baru Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan, Bupati Karanganyar Juliyatmono: Baru Kajian

Menurutnya, para kepala daerah hanya perlu bernegosiasi agar mereka juga kebagian pintu tol agar dampak ekonomi dapat merata dirasakan oleh kabupaten sekitar.

"Ya itu tinggal negosiasi pintu keluarnya," jelasnya.

Ia juga mencontohkan saat pembangunan Tol Solo-Semarang.