Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Curhat Penjual Sapi di Boyolali : Virus LSD Mengganas, Berharap Pasar Tak Ditutup Lagi Layaknya PMK

Kasus virus lumpy skin desease (LSD) yang menyerang sapi di Kabupaten Boyolali terus bertambah.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Sapi di Boyolali yang terpapar virus lumpy skin desease (LSD). Penyakit dari virus itu mengakibat penampilan sapi mengerikan, seperti korengan tetapi tidak mematikan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kasus virus lumpy skin desease (LSD) yang menyerang sapi di Kabupaten Boyolali terus bertambah.

Meski begitu, pedagang sapi berharap kasus itu tak berdampak pada pasar hewan.

Purnomo salah satu penjual sapi berharap Pemkab Boyolali tak sampai menutup pasar hewan gara-gara LSD ini.

Sebab, hal itu akan berdampak berat bagi petani.

"Petani akan kesusahan untuk menjual sapinya jika pasar ditutup," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (18/1/2023).

Hanya saja, dinas perlu melakukan pengetatan hewan yang masuk pasar.

Supaya penyebaran LSD ini tak semakin meluas.

"Kalau pengetatan hewan yang masuk pasar itu kami setuju dan mendukung. Tapi kalau sampai menutup pasar jelas itu sangat merugikan," jelas dia.

Baca juga: Partai Demokrat Panasi Mesin Jelang Pemilu 2024, DPC Solo Targetkan Rebut Lagi Lima Kursi di DPRD

Baca juga: Belasan Sapi Ditolak Masuk ke Pasar Hewan Jelok Boyolali, Gegara Alami Gejala LSD

Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, sudah menerima 580 laporan LSD.

Namun, baru 32 dinyatakan positif LSD berdasarkan hasil laboratoriun, sisanya gejala klinis yang mengarah LSD.

Kemudian yang sudah sembuh 20 ekor.

Pihaknya juga melakukan pengetatan pasar hewan, guna mengantisipasi penyebaran.

Begitu ada temuan klinis, langsung ditindaklanjuti dengan pengobatan agar tidak menular lagi.

Karena pihaknya juga tak ingin mengulang kejadian saat PMK.

"Saat itu pasar hewan ditutup cukup lama. Jangan sampailah kalau bisa," jelasnya.

Selain itu, penyemprotan disinfektan dilakukan sebelum pembukaan pasar, saat pasar dibuka hingga setelah penutupan pasar.

Tujuannya agar pasar tetap bersih dan tidak banyak lalat serta caplak. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved