Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Pendidikan

Anak Suka Pilih-pilih Makanan! Yuk Simak Penjelasan dari Ahlinya

Ada banyak penyebab anak pilih-pilih makanan atau bahkan tidak mau makan. Hal ini bakal dijelaskan Terapis Wicara dari Puspa Al-firdaus.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Istimewa/Puspa Al-firdaus
Ilustrasi anak - anak sedang menghabiskan makan siang mereka. Terkadang anak dan balita suka memilih-milih makanan. 

Sedangkan selective eater merupakan tipe anak susah makan yang lebih kompleks dari picky eater. 

"Selective eater menolak hampir semua jenis makanan dalam satu kelompok," kata dia.

"Misalnya menolak karbohidrat apapun, protein apapun atau susu jenis apapun," lanjutnya. 

Aina menambahkan, jika anak susah makan dalam kategori selective eater. 

Hal tersebut dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi, sehingga berpotensi besar terkena defisiensi nutrisi. 

"Picky eater masih masuk fase normal dalam perkembangan seorang anak, lain halnya dengan selective eater yang mengakibatkan anak berisiko mengalami defisiensi makro atau mikronutrien tertentu," tegasnya. 

Seperti diketahui bahwa pada saat 3 tahun pertama kehidupan seorang anak, gizi berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak anak. 

Hal tersebut juga masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. 

Dirinya menambahkan, dengan asupan makanan yang cukup akan mempengaruhi segala kinerja otak. 

Yaitu, kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, bersosialisasi atas pengaruh jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antarsel saraf.

"Sedangkan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya," terangnya. 

Lebih lanjut dirinya menjelaskan keterkaitan permasalahan oral dengan gangguan makan juga memiliki keterkaitan. 

Dimana hal tersebut akan menyebabkan gangguan makan seperti picky eater ataupun selective eater. 

"Contohnya, pada kasus menurunnya kekuatan rahang dalam mengunyah atau berkurangnya intensitas anak dalam menggerakkan mulut dan lidahnya dapat memicu masalah anak susah makan," kata Aina. 

Sehingga, dalam beberapa kasus pada anak, dapat mengalami keterlambatan bicara hingga gangguan artikulasi. 

Itu karena proses makan juga melibatkan otot otot motorik dan sensorik pada organ-organ mulut. 

"Oleh karena itu, untuk anak-anak yang mengalami sensitifitas pada bagian oral masih memerlukan feeding therapy," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved