Persiapan Sambut Ruwahan, Petani Mawar di Lereng Merapi Pangkas Batang Pohon Bunganya, Ini Alasannya

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Bunga mawar jadi salah satu produk unggulan warga lereng Merapi.

Sejumlah desa di Kecamatan Musuk dan Tamansari, masyarakatnya membudidayakan tanaman ini.

Baik di ladang maupun pekarangan rumah.

Nah, jelang musim Sandranan atau Ruwah (Bulan Jawa), petani di sana mulai menyiapkan tanaman bunga mawarnya.

Petani mulai memangkas batang bunga supaya ketika musim orang berziarah nanti panenan bunga melimpah.

Baca juga: Desa Sruni, Desa Teromantis di Boyolali : Buka Pintu, Lihat Bunga Mawar Merekah Merah di Pekarangan

Mutia, salah satu warga mengatakan pemangkasan batang pohon bunga mawar ini sudah dilakukan warga sejak beberapa hari terakhir.

Hal itu sebagai persiapan jelang Ruwahan.

"Ya supaya muncul tunas baru. Dan nanti hasil bunganya melimpah," kata Mutia, Senin (30/1/2023).

Dia menanami beberapa lahannya dengan tanaman bunga mawar.

Baca juga: Dukuh di Boyolali Ini Dinamai Pacaran, Warga Sebut Tak Ada Hubungannya dengan Asmara

Baik di perkarangan rumah dan di ladang.

Ada ratusan batang bunga mawar yang telah dipangkas.

Pemangkasan itu dilakukan secara bersamaan.

"Jadi nanti pas mulai pertengahan bulan Ruwah, ranting baru sudah tumbuh sudah banyak bunganya," tambahnya.

"Kalau hari biasa harganya berkisar Rp 30-100 ribu tergantung harinya. Tapi kalau pas Ruwah biasanya bisa lebih dari Rp 200 ribu per keranjang," pungkasnya.

(*)