Berita Klaten Terbaru

Gegara Irigasi Rusak Akibat Tambang, Talud di Klaten Longsor, Pihak Penambang Siap Tanggung Jawab

Aliran irigasi di Dukuh Bometan, Desa Ngandong,Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten rusak.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Lokasi penambangan di Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, berbatasan dengan Dukuh Bometan, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Aliran irigasi di Dukuh Bometan, Desa Ngandong,Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten rusak.

Itu bahkan sampai membuat talud sepanjang 15 meter yang ada di dukuh tersebut tidak bisa menahan limpasan air saat diguyuh hujan deras beberapa waktu lalu.

Warga dukuh kemudian menduga rusaknya aliran irigasi tersebut karena aktivitas penambagan yang tak jauh dari pemukiman mereka.

Aktivitas tersebut berada di kawasan Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul

Di sana memang ada aktivitas penambangan.

Baca juga: Langkah Bupati Sri Mulyani soal Tambang di Klaten : Ditertibkan Sesuai Zonasi

Baca juga: Ketegasan Bupati Sri Mulyani, Tambang Bikin Talud di Klaten Longsor, Akses Jalan Akan Ditutup

Termasuk yang dilakukan oleh PT Anugrah Mega Persada (PT AMP).

Pihak PT AMP pun angkat bicara.

Perwakilan PT AMP, Sebrat Haryanti mengatakan dari awal perusahaan menyanggupi dengan surat pernyataan tertulis.

Saat ditemui, pihak perusahaan menyatakan siap bertanggung jawab memperbaiki langsung 1 x 24 jam.

"Sudah dari awal kami menyanggupi dengan menulis pernyataan, kami menyanggupi kepada warga atau pihak pemerintahan apabila ada dampak dari penambangan, baik longsor ataupun jalan rusak 1x24 jam akan dibenahi seperti semula sebaik-baiknya," ujar Sebrat kepada TribunSolo.com.

Dengan adanya kejadian kali ini, pihak penambang merespon langsung.

Pihak penambang menghentikan  operasional kegiatan penambangan sementara.

Menurut Sebrat, kondisi longsor disebabkan saluran air yang mampet karena sampah-sampah dedaunan dari atas.

Selain itu, cuaca hujan yang deras dan lebat sehingga air melimpas.

"Hujan deras tersebut diluar kuasa kami," ucapnya.

Pihak PT AMP akan berusaha merampungkan permasalahan tersebut hingga selesai baru melanjutkan aktivitas.

Aktivitas tambang milik Sebrat adalah tambang tanah urug untuk pembangunan proyek strategis nasional Tol.

Pihaknya baru memulai ujicoba sejak awal tahun 2023 ini.

"Baru uji coba, mulai Januari baru trial," kata Sebrat.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved