Berita Sragen Terbaru
Usai Hoaks Tabrak Lari, Muncul Konvoi Resahkan Warga, FKPSS : Bukan Anggota Perguruan Silat Sragen
Awalnya, FKPSS bingung darimana arak-arakan itu berasal, karena muncul secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan 16 pengurus perguruan silat.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Beberapa waktu ini, kondisi di Kabupaten Sragen tengah memanas setelah beredar kabar hoaks korban tabrak lari dianiaya oleh anggota salah satu perguruan silat.
Namun, pihak kepolisian memastikan, kejadian yang menyebabkan seorang warga Karanganyar meninggal dunia itu murni kecelakaan tabrak lari.
Karena kabar tersebut terlanjur menyebar di media sosial, muncul pergerakan berupa arak-arakan dan konvoi di Bumi Sukowati.
Polisi pun menggelar patroli besar-besaran untuk mencegah pergerakan tersebut.
Ketua Forum Komunikasi Pencak Silat Sragen (FKPSS), Heru Agus Santoso meminta maaf karena aktivitas tersebut mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
"Mohon maaf kepada Warga Sragen yang terganggu atas aktivitas komunitas yang mengatasnamakan perguruan pencak silat yang turun ke jalan akhir-akhir ini," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (9/2/2023).
Awalnya, FKPSS bingung darimana arak-arakan itu berasal, karena muncul secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan 16 pengurus perguruan silat.
Sampai pada akhirnya diketahui, jika mereka yang melakukan konvoi saat malam hari ialah komunitas yang berasal dari luar Kabupaten Sragen.
Baca juga: Patroli Besar-besaran di Sragen : Cegah Konvoi, Usai Hoaks Tabrak Lari,Tapi Mengaku Dianiaya Pesilat
Baca juga: Radio Oemoem Sragen, Tak Lagi Menyala Tergerus Zaman, Sekarang Dijadikan Patokan Mencari Alamat
"Akhir-akhir ini baru kita tahu bahwa mereka ternyata dari luar daerah, bukan dari Sragen, maka ini yang sangat disayangkan," jelasnya.
"Info dari teman teman yang masuk ke jalan-jalan itu bukan dari kami, semuanya dari luar kota, yang awal kemarin itu dari Solo, Boyolali, Purwodadi, Karanganyar, Ngawi, hari ini bahkan lebih jauh lagi, bahkan dari Cepu, Blora," imbuhnya.
Untuk itu, ia meminta kepada anggota perguruan silat di Kabupaten Sragen untuk tidak terpancing dan terprovokasi dengan aktivitas tersebut.
"Kami mengimbau kepada seluruh perguruan di Sragen jangan sampai terprovokasi jangan sampai terpancing, biar sragen tetap guyup rukun dan kondusif," imbaunya.
Perguruan silat di Kabupaten Sragen juga menolak keras kedatangan komunitas-komunitas ke Sragen.
"Sekali lagi kami menolak keras masuknya komunitas yang membuat kegaduhan di Sragen, karena ini tumpah darah kami, tempat lahir kami, biarlah kami menyelesaikan masalah kami dengan kearifan budaya kami sendiri," tegasnya.
"Tentunya terimakasih ada jiwa korsa dan atensi dari luar, sifatnya didoakan saja masalah di Sragen cepat selesai, tidak usah masuk sragen, karena masyarakat sragen dirugikan," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.