Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Sragen: Nasi Trancam Mbah Pine Sudah 30 Tahun Berjualan, Menu Sehat Hanya Rp 5.000 per Porsi

Satu porsi trancam ala Mbah Pine terdiri dari daun kenikir, daun kemangi, mentimun, kacang panjang, taoge, dan petai cina.

Tribun Solo / Septi
Satu porsi nasi trancam ala Lesehan Mbah Line di belakang Poltas Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga Sragen pasti tak asing dengan kuliner nasi trancam Lesehan Mbah Pine.

Trancam Mbah Pine begitu melegenda, karena sudah buka sejak tahun 1993 atau eksis selama 30 tahun.

Baca juga: Kuliner Solo: Rujak Cingur Prabu, Langganan Selvi Ananda hingga Presiden ke-6 Indonesia SBY

Makanan khas Jawa Tengah ini diburu sebagai lauk menyehatkan, karena bahan bakunya merupakan campuran sayuran segar. 

Satu porsi trancam ala Mbah Pine terdiri dari daun kenikir, daun kemangi, mentimun, kacang panjang, taoge, dan petai cina. 

Kemudian, bisa disajikan dengan nasi, dan ditambah bumbu trancam yang khas.

Disantap dengan sepiring nasi, dijamin rasanya tidak mengecewakan dan pas.

Pemilik lesehan, Mbah Pine Wiyatno mengatakan sebenarnya usaha kulinernya itu dibuka sejak tahun 1991.

Dimana awalnya, ia masih berjualan di emperan toko besi, dengan beratapkan tenda.

Baru tahun 1993, warungnya dipindah ke tempat yang sekarang, yang berlokasi di belakang Poltas Sragen atau beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kampung Kutorejo, Kelurahan Sragen Wetan. 

"Dua tahun sebelum 1993 sudah berjualan di depan toko samping ini, dulu masih toko besi, berjualan di emperan itu, bentuknya tenda, baru tahun 1993 pindah kesini," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (18/2/2023). 

Baca juga: Kuliner Klaten: Jenang A Syakir Popongan Tegalgondo Dijual Turun Menurun, Cuma Rp 5 Ribu per 2 Ons

Ia memilih trancam karena merupakan menu sehat, yang bahan bakunya tidak mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. 

"Memilih trancam karena sehat, menggunakan sayur segar, masih mentah semua tanpa diolah," jelasnya.

Dulu, warung lesehannya itu paling dicari warga dan laris manis.

Kini, semakin menjamurnya rumah makan dan warung makan, membuat trancam olahannya sedikit terpinggirkan. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved