Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Mitigasi Banjir di Solo, Gibran Pertimbangkan Sejumlah Opsi : Usulan Embung dari FX Rudy dan CCTV

Gibran mempertimbangkan sejumlah opsi untuk mengatasi banjir di Solo. Salah satunya saran dari FX Rudy yakni pembangunan embung.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin-Dok Jimboeng Photo
Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mempertimbangkan sejumlah opsi untuk pengendalian banjir ke depannya. 

Usulan FX Hadi Rudyatmo menjadi salah satunya. 

Mantan Wali Kota Solo tersebut rupanya pernah mengusulkan adanya embung ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sebelum akhirnya purna tugas. 

“Nanti kami komunikasikan dengan BBWSBS lagi ya," ucap dia.

"Kalau memang sekiranya kita membuat misalkan embung atau apa, harus kita bikin soalnya selama ini agak terlupakan,” tambahnya.

Baca juga: Harga Rumah di Kawasan Terdampak Banjir Solo : Warga Sebut Ada yang Pernah Dijual Rp 300 Juta 

Pemkot Solo, disampaikan Gibran, bukan tidak mungkin coba mencarikan lahan bila usulan tersebut dimungkinkan untuk dibangun.

Selain itu, Gibran mengatakan ada sejumlah pengoptimalan kamera pengawas (CCTV) di kawasan pengendali banjir. 

"Nanti akan kami perbaiki CCTV di sepanjang bantaran sungai, di pintu-pintu air, rumah pompa," ucap dia. 

"Itu wajib terutama untuk koordinasi," imbuhnya. 

Tanah Tedampak Banjir

Beberapa tanah atau rumah di kawasan terdampak banjir Kota Solo memiliki nilai jual yang tergolong tinggi. 

Misalnya saja di kawasan RT 1/ RW 1, Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. 

Kawasan tersebut sempat terendam setinggi pusar orang dewasa atau 50 meter lebih pada Kamis (16/2/2/2023). 

Kendati demikian, itu tidak membuat tanah atau rumah di kawasan tersebut sepi peminat. 

Ketua RT setempat, Slamet mengatakan, dulu lebih kurang tiga tahun lalu, ada warga yang sempat menjual rumahnya yang memiliki luas lebih kurang 100 meter persegi. 

Rumah tersebut dijual karena pemilik meninggal dunia. Anak dari pemilik itu kemudian memutuskan untuk menjual rumah tersebut. 

"Dengar-dengar itu lebih kurang Rp 300 juta dengan luasan 80 sampai 100 meter persegi," ucap Slamet kepada TribunSolo.com. 

Rumah pemilik yang kesehariannya bekerja sebagai saudagar kain itu dibeli salah seorang saudagar bakso/mie ayam.

Pembeli merupakan salah seorang warga beda kelurahan yang tidak jauh dari rumah tersebut.

"(Kalau jual rumah di kawasan ini) ada yang laku, ada yang tidak," ujar Slamet.

Kawasan RT 1 RW 1, untuk diketahui, dekat dengan aliran anak Sungai Bengawan Solo, Kali Tegal Konas. 

Aliran tersebut sempat banjir saat tahun 2007 di mana ketinggiannya mencapai lebih kurang 1,5 meter. 

Kendati demikian, kawasan itu dekat dengan kantor Kelurahan Kedunglumbu dan jarak ke jalan raya pun tidak jauh. 

Jaraknya 500 meter untuk bisa sampai ke Jalan Kapten Mulyadi.

Baca juga: E-KTP dan KK Hilang Imbas Banjir, Warga Solo Tak Perlu Bingung, Dispendukcapil Siap Terbitkan

Itu pun juga tergolong dekat dengan Pasar Kliwon Kota Solo dan SD Negeri 1 Pasar Kliwon.

Untuk ke Balai Kota Solo, warga RT 1 / RW 1, Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon perlu menempuh 1,6 kilometer.

Tidak hanya itu, kawasan RT 2 RW 6, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo juga tak sepi peminat. 

Kawasan RT tersebut tergolong dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo

Itu kemarin juga sempat terdampak banjir. Ketinggian airnya pun, ada yang sampai di atas pintu sekira 1,5 meter. 

Kawasan itu memang menjadi kawasan langganan banjir. Bahkan saat tahun 2007, ada rumah yang sampai terendam nyaris menutupi atap.

Ketua RT setempat, Riyanto mengatakan dirinya sudah tinggal di sana sejak tahun 1998.

Dia tinggal di rumah dengan luasan 43 meter persegi. 

"Daerah sini lebih tinggi dari tempat tinggal sebelumnya di Kalangan," kata dia. 

Daerah Kalangan merupakan kawasan rawan banjir saat itu. 

Saat musim hujan, kawasan rumah Riyanto bisa kebanjiran beberapa kali seminggu. 

Itu membuat Riyanto pindah ke Pucangsawit. 

Meski langganan banjir, rumah Riyanto masih aman, termasuk saat tahun 2007. 

Riyanto mengatakan dirinya beli rumah di RT 2 RW 6 Pucangsawit di kisaran Rp 20 jutaan. 

"(Kalau harga jual ini) bisa naik seratus persen. Rp 100 sampai Rp 200 juta ada," ucapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved