Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Jawaban Aqua Klaten Soal Air Irigasi yang Berkurang, Ada Temuan Jaringan Irigasi Tidak Maksimal

Aqua Klaten memberikan jawaban terkait berkurangnya air irigasi. Mereka mengaku melakukan survei langsung dan menemukan jaringan irigasi tak maksimal.

Istimewa Aqua Klaten/PT TIV.
Survey irigasi di wilayah Desa Delanggu dan Kebonharjo, Klaten oleh pihak Aqua PT TIV dengan pihak petani maupun pemerintahan pada Senin (27/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Aqua Klaten memberikan jawaban soal debit air irigasi menurun. 

PT Tirta Investama (PT TIV) di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten menyebut hal tersebut wajar saat kemarau.

Melalui Stakeholder Relation Manager Aqua PT Tirta Investama (PT TIV), Rama Zakaria menyebutkan, bawasanya fenomena debit air berkurang saat musim kemarau merupakan hal yang lazim terjadi.

"Inti dari debit air berkurang saat kemarau itu fenomena dimana-mana, di kota besar seperti Semarang saja juga terjadi. Kelimpahan air terjadi saat musim hujan dan kekurangan air saat musim kemarau," ujar Rama kepada TribunSolo.com, Selasa (28/3/2023).

Selain itu, ia juga menyoroti pola tanam petani di Klaten

"Petani memakai pola tanam 3 kali, pari-pari-pari (padi-padi-padi), padahal Bupati mengeluarkan perbub yang mengatur pola tanam di musim tanam ketiga untuk merespon musim air yang kurang saat terjadi kemarau," ungkapnya.

Pada dasarnya musim kemarau air secara alami berkurang, ditambah adanya jaringan irigasi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca juga: Cara PT Aqua Klaten Kelola Daerah Aliran Sungai : Selamatkan Bentang Alam, dari Hulu ke Hilir

Walet irigasi, talut yang mengalami kebocoran, dan dilakukannya corongan.

"Corongan itu oleh petani dibuat untuk mendapat air diluar jadwal bagi air," ujarnya.

Faktor sampah juga menjadi salah satu poin yang disoroti, sampah di saluran irigasi sekunder maupun tersier.

Sementara, untuk saluran irigasi primer adalah badan sungai Pusur.

Beberapa infrastruktur yang disurvei, di saluran yang menyempit mengalami penyumbatan.

Kelembagaan tani yang dimana tidak adanya ulu-ulu atau penjaga air, adanya pintu air yang rusak karena tidak ada penjaga juga membuat adanya potensi berebut air.

Hal tersebut terjadi karena tidak terjadwalnya sistem bagi air pada musim tanam ketiga atau kemarau.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved