Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Mitos Kitab Ratusan Tahun Peninggalan Masjid Tiban Gunung Cilik Pracimantoro, Tak Boleh Difoto

Ada kisah unik tentang kitab ratusan tahun yang ada di Masjid Tiban Gunung Cilik Wonogiri. Kitab tersebut tidak mau difoto.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Masjid Tiban Gunung Cilik, sekarang dikenal menjadi Masjid Sabiilul Mutttqin itu terletak di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Pracimantoro, yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Masjid Tiban Gunung Cilik di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro Wonogiri menyimpan peninggalan sejarah yang menjadi cerita turun-temurun hingga sekarang.

Selain cerita bagaimana masjid itu ditemukan secara tiba-tiba karena sekitar 400 tahun lalu tidak ada warga yang merasa membangunnya, yang tak kalah menarik adalah tentang kitab kuno.

Menurut keterangan Takmir masjid, Sutomo, berdasarkan cerita turun-temurun dari nenek moyang, ketika masjid tersebut rusak karena termakan usia, warga kemudian membongkar bangunannya.

"Saat mau mengambil blandar ditemukan kitab kecil, tulisannya arab di atas kayu. Buku itu sudah bertahun-tahun kena panas hujan tidak apa-apa, masih aman dan bisa dibaca," jelas Tomo.

Tomo, sapaan akrabnya menjelaskan, setelah ditemukan, kitab itu disimpan oleh sesepuh desa secara turun-temurun. Terakhir sekitar 1989-1990, Sutomo diberi kepercayaan oleh pakdenya untuk membawa kitab itu.

Dia mengaku membawa kitab itu selama 6 tahun.

Hingga akhirnya kitab itu disimpan di masjid atas permintaan para sesepuh desa.

Ada dua kitab kuno yang tersimpan di masjid itu.

Kedua kitab berwarna kuning itu bertuliskan arab.

Kitab itu terbuat dari kulit hewan dan ditulis menggunakan tangan.

Baca juga: Menilik Sisa Masjid Tiban Gunung Cilik di Pracimantoro: Simpan Kitab Tua Berusia Ratusan Tahun

Isi kitab itu tulisan Al Qur'an, bacaan tahlil dan mujaroba. Sebab ada beberapa simbol bertuliskan arab.

"Kitab ini tidak boleh difoto, kalau dipelajari, dibaca boleh saja. Tapi tidak bisa difoto," jelasnya.

Menurutnya berdasarkan peristiwa yang sempat membuat geger warga setempat, beberapa tahun lalu ada seorang warga yang memfoto kitab kuno itu di masjid.

"Lalu ada yang melihat bayangan orang hitam besar masuk ke rumah orang yang memfoto itu, jadi tembus, tanpa membuka pintu langsung masuk," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved