Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Persawahan di Kelurahan Sine Sragen Makin Berkurang, Kini Jadi Lokasi Proyek Gedung oleh Pemkab

Sawah di kelurahan Sine, Sragan saat semakin berkurang. Apalagi setelah adanya pembangunan yang masif di sana. Bagaimana nasib pertanian Sragen?

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Ilustrasi proyek pembangunan gedung di Sragen yang menggunakan lahan persawahan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kabupaten Sragen selalu bangga dengan julukan yang disematkan padanya sebagai lumbung padi nasional.

Bahkan diklaim, Kabupaten berjuluk Bumi Sukowati ini merupakan penyangga pangan nomor 2 di Jawa Tengah, setelah Cilacap. 

Namun, kenyataannya kini petani di Sragen semakin 'tersingkirkan', karena banyaknya pembangunan yang menggunakan lahan persawahan.

Hal itu dapat dilihat dari semakin berkurangnya area persawahan di Kelurahan Sine.

Sepanjang Jalan Dr. Soetomo dulunya terhampar area persawahan, namun kini sudah berubah menjadi area perkantoran.

Yang baru saja dimulai pembangunannya, yakni kantor Pemda Terpadu dibangun di atas lahan seluas 37.931 meter persegi. 

Selain itu, pembangunan Puskesmas Sragen Kota juga memakan lahan persawahan.

Lahan sawah seluas 24.700 meter persegi Kelurahan Karangtengah kini juga sudah berubah menjadi Pasar Sukowati.

Yang tak kalah memakan lahan persawahan adalah pembangunan Politeknik Pariwisata di Kecamatan Gemolong. 

Pemkab Sragen telah menghibahkan lahan sawah seluas lebih dari 20 hektare kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dibangun Poltekpar tersebut.

Seluruh pembangunan tersebut diklaim sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang disusun dengan mempertimbangkan pembagian lahan hijau produktif.

Berdasar RTRW yang sudah disusun, kawasan Kelurahan Karangtengah memang nantinya akan diubah menjadi pusat ekonomi dan bisnis.

Baca juga: Yuni Lega, Skema Utang untuk Revitalisasi Pasar hingga Bangun Kantor Terpadu Disetujui DPRD Sragen

Sedangkan di Kelurahan Sine, akan dipusatkan menjadi wilayah perkantoran.

Dengan begitu, kedepannya arah pembangunan dan permukiman di Kelurahan Sine juga akan berubah. 

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkim) Sragen, Aris Wahyudi mengatakan di wilayah Kelurahan Sine nantinya di sisi timur dan barat area perkantoran merupakan wilayah permukiman.

"Ya disitu masih katakanlah ada pusat perkantoran, perdagangan barang dan jasa disekitaran situ, di sebelah timurnya ada permukiman, terus di sebelah barat ada permukiman juga, gambarannya seperti itu," ujarnya kepada TribunSolo.com.

"Secara garis besar hampir tidak ada perubahan yang berarti, artinya kalau memang di Pemda terpadu, blok pemda terpadu dulu hijau, sekarang diizinkan dengan  syarat untuk pembangunan kantor pemerintahan," tambahnya. 

Ia memastikan kedepannya akan berkembang permukiman di wilayah Kelurahan Sine.

Selain karena dipindahkannya pusat kota Sragen, rencana keberadaan area pusat perdagangan di sebelah timur SMPN 6 Sragen juga bisa menopang masifnya pertumbuhan permukiman disana. 

"Pasti sekitaran situ nanti, yang sekarang hijau, kemungkinan akan berubah menjadi permukiman, demikian juga di sekitar Pemda terpadu," jelasnya. 

Tentu saja dengan semakin berkurangnya lahan pertanian, akan memengaruhi produktivitas pertanian.

Menurutnya kemungkinan itu bisa saja terjadi, dan kebijakan RTRW akan ditinjau ulang pada 2027 mendatang. 

"Jadi ada RTRW, akan kita tinjau per 5 tahun sekali, artinya di tahun 2027, kemungkinan akan kita tinjau resiko-resiko itu (berkurangnya produktivitas pertanian) asti muncul," jelasnya. 

"Tetapi kita juga pertimbangkan dari kemungkinan resiko terkecil, untuk menjadikan manfaat yang lebih besar," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved