Berita Solo

Wisatawan Membludak ke Solo, Tapi Tak Menginap Lama: Benarkah Jalan Tol Membunuh Bisnis Hotel ?

Dengan adanya keberadaan tol Solo-Ngawi, apakah memberikan pengaruh positif terhadap rerata lama menginap di Kota Solo ?

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI : Kondisi lalu lintas di Tol Solo - Ngawi, Minggu (1/11/2020) 

Jalan tol bisa memotivasi orang untuk datang ke sebuah kota sekaligus juga memotivasi seseorang untuk lekas pergi.

Humas Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Solo Sistho A. Sreshtho mengatakan keberadaan jalan tol bisa juga membuat pelaku perjalanan hanya transit di sebuah kota.  

"Dengan mudahnya ke Kota Solo mereka menginap untuk melanjutkan perjalanan bisa-bisa tidak menginap tapi hanya transit karena mudahnya Jalan Tol," jelas dia. 

Menurut Sistho, Kota Solo menjadi kota transit.

"Hanya sebagai kota transit atau Solo menjadi tujuan wisata satu hari sudah selesai," tuturnya.

Kendati demikian, jalan tol masih memberikan efek positif lain kepada Kota Solo. 

Jalan tol bisa membuat pasar yang awalnya tidak terjamah menjadi pasar potensial.

Salah satunya, Kota Solo kini menjadi salah satu kota pilihan bagi para pelaku perjalanan dari Jawa Timur. 

Pelaku perjalanan tersebut bisa menjadi pasar yang digarap pemangku kepentingan untuk menggerakan roda wisatawan dan ekonomi di Kota Solo.

"Jalan tol memudahkan masuk dan keluar dari Solo. Pengaruhnya besar sekali. Market terbesar banyak dari Jawa Timur," jelas Sistho.

Ditambah, jumlah pelaku perjalanan ke Solo juga cukup besar saat momen libur panjang, misalnya saja saat momen Lebaran 2023. 

Dari data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, pada hari pertama Lebaran, Sabtu (22/4/2023) tercatat tercatat 438.845 memasuki Kota Solo.

Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan dari Counting Detector Dishub Kota Solo.

Dishub Solo telah memasang 7 alat penghitung kendaraan di setiap batas kota.

Maka dari itu, pelaku perjalanan dari luar Kota Solo ini bisa dimaksimalkan dengan menyediakan berbagai pilihan atraksi sehingga memberikan lebih banyak alasan wisatawan untuk menginap lebih lama.

"Lebih ke sosialisasi karena banyak tamu yang belum aware. Kalau ada kegiatan di situ stakeholder pariwisata harus terus mengangkat," jelas Sistho.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved