Pendidikan
Indonesia akan Pakai Kurikulum Merdeka, Ternyata Sekolah di Solo ini Sudah Terapkan Sejak Lama
Tahukah kamu, bila ada sekoklah yang sudah lama menerapkan konsep pendidikan yang mirip dengan Kurikulum Merdeka ?
Penulis: Ibnu DT | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah saat ini tengah berupaya mengintensifkan penerapan Kurikulum Merdeka dari mulai jenjang pendidikan TK-B sampai SMA/SMK.
Kurikulum merdeka, untuk diketahui, membuat kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan karakteristik lingkungan sekolah dan kemampuan masing-masing anak.
Kurikulum tersebut juga menerapkan nilai-nilai Pancasila agar anak menjadi pribadi yang cerdas, unggul, dan berakhlak.
Tapi, tahukah kamu, bila ada sekoklah yang sudah lama menerapkan konsep pendidikan yang mirip dengan Kurikulum Merdeka ?
Sekolah tersebut adalah Primary Years Programme (PYP) Al Firdaus.
Sekolah itu menerapkan framework Internasional Baccalaureate (IB).
Primary Years Program Coordinator Al Firdaus, Aris Ariyanti menerangkan dalam penerapan IB, pihak sekolah juga berusaha menggabungkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
Terlebih lagi, baik IB dan Kurikulum Merdeka, keduanya menawarkan kemerdekaan dalam belajar.
"Belajar di Al Firdaus, kita (guru) lebih mengoptimalkan semua potensi yang ada pada siswa, jadi pembelajaran yang kita lakukan berfokus pada siswa."
Karena, pada dasarnya anak-anak itu tidak bisa disamakan, atau dengan kata lain tidak bisa satu orang anak dikatakan pintar jika nilai matematikanya bagus, atau anak dikatakan pintar jika mampu juara olimpiade.
Tapi seorang pendidik harus bisa melihat potensi yang ada pada diri anak tersebut.
"Setelah kita tahu (potensi) itu, maka itu yang kita kembangkan."
"Nantinya, menu pembelajaran akan disesuaikan agar berfokus ke (potensi) anak, yakni mengakomodir kebutuhan dan minatnya anak," terangnya.
Baca juga: Serunya Kegiatan Belajar TPP Al Firdaus di Bulan Puasa: Praktek Salat Hingga Mengenal Sejarah Masjid
Baca juga: Serunya Ratusan Anak-anak Paud Ikuti Lomba Fashion Show dari TPP Al Firdaus, Ajang Kembangkan Bakat
Ia memberikan contoh jika seorang anak memiliki potensi di olahraga, maka tugas guru mengakomodir potensi di tersebut.
Namun guru juga tidak boleh meninggalkan sisi akademik dari siswa tersebut, tentunya dengan tidak disamakan dengan anak yang berminat dan memiliki potensi di bidang akademik.
"Potensi yang ada kita maksimalkan, tapi kita juga terus mengejar ketertinggalannya dari sisi kognitifnya."
"Jadi guru di sini hanya sebagai fasilitator," tegasnya.
Sehingga standar nilai kognitif setiap akan berbeda, karena pada hakikatnya setiap anak terlahir berbeda-beda.
"Karena pada intinya, kita berusaha agar anak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri atas potensi yang ada dalam diri siswa tersebut, jangan sampai anak berkecil hati karena nilai matematikanya tidak bagus," pungkasnya.
Manfaat penerapan IB sudah dirasakan siswa PYP Firdaus.
Salah seorang diantaranya, Diera Valeska Prasetyanto, seorang murid kelas 6 PYP Al Firdaus.
Dia merupakan salah seorang murid yang aktif berpendapat.
Selama proses belajar mengajar, banyak terjadi interaksi antar murid ataupun antara murid dan guru.
"Misal, ada pelajaran soal menyanyi tapi untuk yang tidak bisa menyanyi juga nggak dipaksa," kata Diera kepada TribunSolo.com.
"Jadi, ustadz di sekolah mengarahkan kita sesuai potensi dan minat kita," tambahnya.
Selain itu, Diera juga mendapat dukungan untuk mengembangkan minat dan bakatnya, salah satunya di bidang konten kreator.
"Aku bisanya apa maunya apa dan asatidz (guru) yang ada di sekolah tidak memaksakan harus bagus di semua pelajaran," ungkapnya.
Dengan cara belajar yang semacam itu, ia merasa senang dan menikmati proses belajar yang sekolahnya terapkan selama ini.
"Jadi di kurikulum merdeka belajar ini, di sekolahku kita enggak cuman belajar materi dan teori terus, tapi kita juga belajar untuk menjadi orang yang berkarakter baik, jadi kaya diajarin adab, spiritual gitu," tutur Diera.
"Soalnya kata asatidz, adab dulu baru ilmu," imbuhnya.
Adapun bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Ariyanti berharap, banyak perubahan yang bisa dihasilkan dari penerapan Kurikulum Merdeka.
"Kurikulum Merdeka itu sangat bagus dan sangat manusiawi, karena sangat memanusiakan anak-anak," ucap dia.
"Tapi yang paling penting adalah perubahan paradigma atau mindset dan ini harus menjadi konsentrasi dari pemerintah," tambahnya.
Lanjut Ariyanti, ia berharap bahwa perubahan tidak hanya sekedar perubahan kurikulum saja.
Namun, perubahan juga terjadi pada cara mendidik anak, agar menghasilkan anak yang mampu tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya agar mereka dapat hidup ditengah masyarakat yang majemuk.
Patut diingat jika Selasa, (2/5/2023), tanah air memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Peringatan tersebut merupakan peringatan yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa dan negara kita.
Dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam mengatasi situasi dan kondisi bangsa negara kita saat ini.
Salah satu bagian penting dalam pendidikan adalah kurikulum pembelajaran.
(*)
Kurikulum Merdeka
Al Firdaus
Internasional Baccalaureate
PYP Al Firdaus
Aris Ariyanti
Diera Valeska Prasetyanto
Perluas Peluang Global Bagi Para Mahasiswa, Politeknik Indonusa Terima Kunjungan dari Taiwan |
![]() |
---|
Siapkah Ujian Nasional Mendatang ? |
![]() |
---|
Cetak Generasi Unggul, Prodi Akuntansi UPITRA Gelar Kuliah Umum Bahas Riset Audit dan Audit Forensik |
![]() |
---|
Diduga Sering Ketiduran Saat Sekolah, Siswa Kelas XII di Manado di DO oleh Pihak Sekolah |
![]() |
---|
Kemendikbudristek Jamin Penuhi Hak Siswa Penghayat Kepercayaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.