Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Solo : Wedangan Pak Pe, Menu Terlaris Justru Mie Nyemek, Sehari Habis 5 Dus Mie Instan

Berjualan sejak tahun 2010, Pak Pe, sapaan Mulyanto mengaku banyak pelanggan datang kembali karena olahan mie yang dirinya jual.

|
Tribunsolo.com/Andreas Chris
Angkringan Pak Pe yang terkenal dengan menu mie nyemeknya, di Laweyan, Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di salah satu sudut kota Solo, tepatnya di tengah kampung Batikan Sondakan Laweyan, Solo terdapat sebuah warung angkringan atau wedangan cukup terkenal.

Tidak seperti angkringan yang biasa dijumpai di Kota Solo, 'Wedangan Pak Pe' menyajikan menu yang sedikit berbeda.

Menu terlaris di angkringan milik Mulyanto (57) tersebut adalah mie nyemek.

Berjualan sejak tahun 2010, Pak Pe, sapaan Mulyanto mengaku banyak pelanggan datang kembali karena olahan mie yang dirinya jual.

"Bisa dibilang begitu, banyak yang suka," ujar Mulyanto saat ditemui TribunSolo.com di lapaknya, Rabu (17/5/2023) sore.

Meski banyak pelanggan yang datang kembali karena olahan mie nyemek buatannya, Mulyanto juga menjual sejumlah olahan mie lainnya.

"Jual wedangan-wedangan plus mie, mie goreng kering, mie goreng nyemek, mie rebus," terangnya.

Saat ditanya apa yang menjadikan mie nyemek buatannya terasa spesial, Mul mengaku sulit menjelaskannya.

Baca juga: Kuliner Solo : Mie Ayam & Bakso Pak Dhe Serengan Buka Sampai Malam, Wajib jadi Jujugan Pecinta Mieso

Tetapi ia meyakinkan bahwa berdagang varian olahan mie muncul dari ide pribadi.

"Wah itu sing angel (yang sulit) dibilang itu, itu susah dijelaskan, bisa dibilang inspirasi sendiri," imbuh pria berusia 57 tahun itu.

Ia mengaku mie olahannya berasal dari mie instan yang ditambahi berbagai bumbu lain, termasuk telor dan sayur.

"Pakai mie instan, Indomie ada, mie sedap ada," ujarnya.

Satu porsi sajian mie yang ia buat, Mul hanya membanderol sebesar Rp 10 ribu saja.

"Harganya sekarang Rp 10 ribu, sudah pakai telor, pakai sayur," beber Mul.

Dalam satu pekan, Mul selalu menutup lapaknya pada hari Selasa lantaran ada jadwal ronda di kampung.

Sementara untuk jam buka, dari pukul 17.30 - 02.00 WIB.

"Buka dari setelah Magrib sampai jam 2 pagi, setiap hari kecuali Selasa karena ronda," terangnya.

Menjadi jujukan bagi penikmat mie, Mul mengaku sehari bisa menghabiskan tiga sampai lima dus mie instan.

"Tidak pasti, kadang tiga, kadang empat, kadang lima dus kalau lagi ramai," pungkas Mulyanto.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved