Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Tak Terima Putusan Salah Ketik Jenis Kelamin, ASN Pemkot Solo Tolak Eksekusi

ASN Pemkot Solo yang divonis 2 tahun penjara menolak untuk dieksekusi. Itu lantaran dalam putusan ada salah ketik jenis kelamin.

Istimewa
Kuasa hukum terdakwa penipuan penggelapan uang, ASN Pemkot Solo berinisial, SK (54), Joko Haryadi memperlihatkan surat putusan yang salah ketik dan salinan putusan baru. 

Surat permohonan itu kemudian mendapat balasan dari Mahkamah Agung yang mengirimkan salinan putusan baru dengan nomor 1096 K/Pid/2022 pada 18 Januari 2023.

Dalam salinan tersebut, jenis kelamin terdakwa yang sebelumnya laki-laki sudah berubah menjadi perempuan.

"Kok bisa PN Klaten mengirimkan surat permohonan perbaikan dan kemudian Mahkamah Agung mengeluarkan salinan baru. Aturannya dari mana?" tanya Joko.

Ia selaku kuasa hukum terdakwa dengan adanya peristiwa tersebut menolak mengakui eksekusi dari pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten.

"Putusannya kan sudah salah, ya tentu klien kami tidak bisa dieksekusi," pungkasnya. 

Investor Korea

Uang tanah dari Investor Korea Selatan yang digelapkan dua tersangka berinisial EP dan SK ternyata akan digunakan untuk membangun pabrik alat kesehatan (alkes) di Troketon, Pedan, Klaten.

Saat ini, dua tersangka tersebut sudah diamankan Polres Klaten

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Klaten, Agus Suprapto membenarkan ada investor asal Korea Selatan yang direncanakan akan masuk ke Klaten. 

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Penggelapan Uang Arisan Online Rp 4 M di Sragen: Korban & Saksi Diperiksa

Baca juga: Penggelapan Arisan Online Terjadi Lagi, Kini Puluhan Warga Sragen Tertipu Ratusan Juta

"Ada investor dari Korea Selatan yang hendak mendirikan pabrik alat kesehatan di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten," ucap Agus kepada TribunSolo.com, Sabtu (28/8/2021).

Agus mengatakan, hingga saat ini, proses perizinannnya belum diurus.

Dia mengaku belum pernah bertemu langsung dan baru komunikasi dengan investor tersebut melalui telepon tiga minggu lalu.

Baca juga: Update Dugaan Penggelapan Bisnis Ikan Cupang Rp 300 Juta di Solo, Polisi : Kami Dalami Kasusnya

"Terkait nilai investasinya berapa, saya belum tahu, karena kami belum pernah ketemu langsung dengan mereka," ujar Agus.

Dia mengaku sudah memberikan penjelasan bahwa lokasi yang mereka pilih dekat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

"Kata mereka (investor) tidak masalah, mungkin karena mereka telah memiliki aset tanah di sana lebih dulu,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved