Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri

Awal Terungkapnya Kasus Pencabulan Siswi Madrasah di Wonogiri : Dari Ejekan Siswi yang Didengar Guru

Diketahuinya kasus dugaan pencabulan 12 siswi di sebuah madrasah, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri bermula dari aksi siswa saling ejek. 

|
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/ Dok Tribun Lampung
Ilustrasi : Pencabulan yang menimpa anak. 

"Korban (anak) perempuan semua. Pelakunya laki-laki semua," terang Mubarok, kepada TribunSolo.com, Sabtu (27/5/2023).

Berdasarkan pengakuan korban, terduga pelaku yang dilaporkan atas kasus pencabulan itu adalah M dan Y.

M adalah kepsek madrasah itu dan Y adalah guru pendidikan agama islam (PAI).

Menurutnya, pelaku tega menggerayangi tubuh korban hingga bahkan kelamin korban yang merupakan siswa sendiri. Rata-rata usia korban adalah 7 tahun.

Mubarok menerangkan tak sampai terjadi persetubuhan yang dilakukan pelaku, meskipun begitu anak-anak yang menjadi korban merasa trauma dan takut.

"Pencabulan dilakukan ada yang di ruang guru dan di ruang kelas," jelasnya.

Baca juga: Dugaan Pencabulan 12 Siswi di Wonogiri oleh Kepsek dan Guru, Pelaku Ancam Nilai Jelek Jika Lapor 

Baca juga: Kasus Dugaan Pencabulan 12 Siswa Madrasah oleh Guru Agama di Wonogiri, Wabup Akui Kecolongan 

Pencabulan itu, kata dia, sudah dilakukan pelaku sekitar satu tahun kebelakang. Berdasarkan pengakuan korban, mereka diancam oleh pelaku jika melaporkan pencabulan itu. 

Mubarok menerangkan pihaknya melakukan pendampingan pelaporan dan pemeriksaan visum, selain itu juga melakukan pendampingan ke korban.

Adapun kasus itu mencuat saat orang tua korban mendapatkan informasi dari anak bahwa mereka dicabuli oleh pelaku, yang kemudian dilaporkan ke Kades, diteruskan ke Camat hingga Dinas.

Menurutnya pada hari ini ada dua korban yang melaporkan ke Polisi.

Namun berdasarkan pendalaman yang dilakukan bersama sejumlah pihak terkait, hingga Jumat ada 12 korban.

"Kita dampingi para korban. Ikut mengamankan korban agar tidak ada intervensi dari siapapun," tegas Mubarok.

Dia meminta masyarakat ikut bersama dengan pemerintah melakukan pengawasan terhadap anak.

Baik saat di sekolah, rumah dan lingkungan lain.

"Komunikasi dengan anak bisa ditingkatkan," pungkas dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved