Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Inilah Bagong, Domba 'Raksasa' 120 Kilogram dari Klaten, Harganya Nyaris Sama Seperti Sapi

Di Klaten ada seekor kambing raksasa. Bobotnya mencapai 120 kg. Harganya juga tidak main-main tembus Rp15 juta.

|
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Potret Bagong, Domba raksasa yang kini memiliki bobot sekitar 120 kilogram. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Mau cari qurban untuk Idul Adha?

Ada domba raksasa yang dimiliki salah satu peternakan di Kabupaten Klaten.

Beratnya mencapai 120 kilogram lebih, dan itu masih bisa terus bertambah mendekati waktu penyembelihan saat Hari Raya Idul Adha.

Kambing atau domba menjadi pilihan banyak masyarakat lantaran lebih ramah di kantong dari pada seekor sapi. 

Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh salah satu domba milik Handaru Jati (30), selaku pemilik Ciptahadi Karya Farm yang bergerak di peternakan domba dan kambing.

Salah satu domba yang ia beri nama Bagong dan menjadi maskot peternakan tersebut, saat ini bobotnya diperkirakan lebih dari 120 Kg. 

Secara genetik, domba berjenis kelamin jantan tersebut merupakan peranakan silang antara domba jenis texsel dan garut. 

"Jadi kalau dari postur dombanya panjang dan besar itu dari body texel namun menariknya domba tersebut memiliki tandung ciri khas domba garut."

"Hari ini beratnya berkisar 120 kilogram untuk usianya sekitar 2 tahun dan ini hasil perkawinan silang yang kami lakukan sendiri," tegasnya. 

Secara umum, untuk menghasilkan domba berukuran raksasa, ia mengaku tak ada treatment khusus. 

Diantaranya memberikan treatment rutin, seperti pemberian vitamin, antibiotik, anti parasit, dan obat cacing secara periodik.

Baca juga: Mendekati Idul Adha, Peternak di Wonogiri Mulai Kebanjiran Pesanan Domba untuk Kurban

Semua diperlakukan sama seperti lainnya, yang membedakan hanya porsi atau jumlah makanan dimakan domba tersebut. 

“Saya menggunakan pakan kering, tetapi untuk adaptasi, kita juga pakai sedikit hijauan."

"Khusus pejantan kita tambahkan telor, madu dan gula jawa." 

"Dan untuk bagong ini treatment-nya sama, hanya saja kalau standar pemberian pakan 4-5 persen dari bobot, jadi kalau dengan bobot si bagong lebih banyak dari yang lain," terangnya. 

Lebih lanjut ia mengungkapkan jika mencukur bulu secara rutin ia lakukan, hal tersebut untuk menjaga kesehatan hewan agar terbebas dari kutu. 

Meski Bagong adalah maskot peternakan tersebut, namun Daru tak segan untuk melepas kepada pembeli yang berminat. 

"Kemarin di kelas kontes dengan bobot 120 kilo, target kita terjual di atas Rp 15 juta," tegasnya. 

Lebih lanjut Daru menegaskan bahwa jika ada yang berniat untuk menjadikan Bagong sebagai hewan kurban sudah bisa. 

"Sudah bisa dijadikan hewan kurban, karena semua persyaratan sudah terpenuhi." 

"Usia sudah mencukupi, sudah poel dua pasang, domba sehat, gemuk tidak ada cacat untuk itu bisa digunakan untuk kurban," tambahnya. 

Daru menyebutkan, dengan sisa waktu yang ada sebelum hari penyembelihan, bobot Bagong yang kini berkisar 120 kilogram masih bisa bertambah lagi di atas 6 kilogram jika diberikan treatment yang sama. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved