Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Klaten : Sego Wiwit dari HaWe, Makanan Tradisional yang Dibuat Jelang Masa Tanam Padi

Dalam bahasa Jawa, 'sego' artinya nasi, sedangkan 'wiwit' artinya memulai. Nasi ini yang disajikan sebagai penanda dimulainya musim panen padi

TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Potret sego wiwit HaWe lengkap dengan sambal dan ayam kampung asap, yang berlokasi di Jalan Prenjak No.42, Mojorejo, Bareng Lor, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sego wiwit adalah kuliner khas jawa yang identik dengan masa panen padi.

Dalam bahasa Jawa, 'sego' artinya nasi, sedangkan 'wiwit' artinya memulai.

Sehingga sego wiwit dapat diartikan sebagai nasi yang disajikan sebagai penanda dimulainya musim panen padi.

Menjelang masa tanam padi, para petani di Klaten kerap membuat masakan yang disebut sego wiwit.

Dari kepercayaan yang berkembang di masyarakat, sego wiwit dibuat untuk menghormati Dewi Sri sang dewi padi, sekaligus sebagai tanda syukur atas rezeki yang telah diberikan Tuhan.

Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi tersebut kian ditinggalkan oleh generasi saat ini.

Hal tersebut membuat makanan tradisional itu semakin sulit untuk ditemukan.

Berawal dari itu membuat Puspa Winarni (45) memberanikan diri untuk menjual sego wiwit untuk jadi menu andalan di warungnya.

Kepada TribunSolo.com dirinya sempat menjelaskan sejarah singkat warungnya yang didirikan sejak tahun 2018 dengan nama HaWe.

Nama tersebut merupakan singkatan nama keluarga yakni menandakan keturunan Hadi Waluyo (HaWe) yang dahulu lebih dikenal sebagai pengusaha tembakau.

"Seiring berjalannya waktu, kita ingin membuat HaWe lebih dikenal dengan kuliner tradisional, atau makanan yang sudah hampir usang di masa sekarang ini yakni sego wiwit," kata Puspa.

Secara umum, sego wiwit HaWe berisi komponen yang wajib ada pada makanan tersebut yakni nasi, trancam, daun pepaya, selada, kenikir.

Baca juga: Kuliner Klaten : Angkringan Mbak Dina, Blanggreng Jadi Idola, Cuma Rp1.000 per Biji

Baca juga: Kuliner Klaten : Es Gosrok Pak Amir, Es Paling Legend di Kota Bersinar, 65 Tahun Mengudara

Kemudian isian tersebut sambal bawang dan ayam kampung untuk menambah selera makan.

"Biar kental nuansa zaman dulu, kita juga tidak menggoreng ayamnya, tapi ayamnya kita olah secara diasapi selain itu juga membuat ayam tersebut jauh lebih sehat."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved