Berita Wonogiri
Gejala Awal Manusia Terpapar Antraks : Demam dan Muncul Ruam di Kulit, Segera ke Dokter
Kasus Antraks ditemukan di Kabupaten Gunungkidul hingga membuat 1 orang meninggal dunia beberapa waktu belakangan ini.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kasus Antraks ditemukan di Kabupaten Gunungkidul hingga membuat 1 orang meninggal dunia beberapa waktu belakangan ini.
Itu tentu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri) meningkatkan kewaspadaan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri mengimbau kepada warga yang mengalami gejala terpapar bakteri Antraks bisa segera ke dokter.
Baca juga: Antraks Mengganas di Gunungkidul, Wonogiri Waspada, Belum Tutup Pasar Hewan
Baca juga: Warga Sambat Pelayanan Loket Disdukcapil di MPP Antre Sampai 5 Jam, Ini Penjelasan Dinas Wonogiri
Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini, menjelaskan ada tanda antraks pada manusia adalah demam dan muncul ruam khas di kulit.
Menurutnya saat ini masyarakat juga sudah memiliki perhatian terkait antraks.
"Masyarakat bisa segera memeriksakan diri ke puskesmas jika mungkin ada tanda-tanda mengarah antraks," jelasnya.
Setyarini memastikan bahwa tidak ada warga terpapar antraks.
Belum Tutup Pasar
Sebelumnya, kasus antraks ditemukan merebak di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Yogjakarta beberapa waktu belakangan ini.
Ada puluhan warga disana yang terpapar.
Itu membuat Pemerintah Kabupaten Wonogiri waspada.
Terlebih Wonogiri menjadi wilayah yang berbatasan dengan Gunungkidul.
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Sutardi mengatakan hingga saat ini tidak ada temuan ternak maupun warga yang terpapar antraks.
"Alhamdulillah Wonogiri belum ada. Mudah-mudahan tidak ada kasus itu," ujarnya.
Baca juga: Warga Sambat Pelayanan Loket Disdukcapil di MPP Antre Sampai 5 Jam, Ini Penjelasan Dinas Wonogiri
Meskipun begitu Dislapernak melakukan sejumlah langkah untuk mengawasi ternak agar tidak terpapar antraks.
Salah satunya dengan komunikasi, informasi dan edukasi ke masyarakat.
Hal itu sudah dilakukan sejak adanya warga Kecamatan Eromoko yang terpapar antraks kulit pada Januari lalu.
Warga tersebut asli Eromoko namun tinggal di Karangmojo, Gunungkidul.
"Intinya kita edukasi itu. Petugas juga tidak mungkin melakukan pengawasan mobilitas ternak selama 24 jam," jelasnya.
Baca juga: Keluhan Warga Wonogiri : ke MPP, Urus Layanan Administrasi Penduduk, Harus Antre 5 Jam
Edukasi terkait antraks juga bakal dilakukan oleh puskesmas yang berada di Kecamatan, utamanya di wilayah perbatasan.
Sutardi memastikan tak ada penutupan pasar hewan meskipun kasus antraks mengganas di Gunungkidul.
Namun, edukasi terus digencarkan agar masyarakat waspada dengan antraks.
Menurutnya sulit untuk mengetahui ciri-ciri ternak yang terpapar antraks. Namun yang harus diwaspadai adalah ketika sapi mati mendadak maupun mengeluarkan darah dari berbagai lubang di tubuh.
"Yang jelas, saat ada sapi mati mendadak, harus segera dikubur. Tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat," kata dia.
(*)
Bangga! Wonogiri Juara Pertama Nasional Kepatuhan Penyelenggaraan Penilaian Publik dari Ombudsman |
![]() |
---|
Mobil Carry Terjun Bebas ke Rumah Warga di Wonogiri Disebut Janggal, Kades Bantah terkait Hal Mistis |
![]() |
---|
Kronologi Mobil Carry Terjun ke Rumah Warga Wonogiri Jateng, Sempat Mogok |
![]() |
---|
Insiden Mobil Carry Terjun Timpa Rumah Warga di Wonogiri, Kades Sebut Baru Pertama: Saya Heran |
![]() |
---|
Kejadian Mobil Carry Terjun Bebas ke Rumah Warga di Wonogiri Disebut Janggal, Bisa Lewati Pepohonan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.