Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Renovasi JIS, Jubir Anies Sebut Berbau Politis, Menpora : Tidak Politis, 22 Stadion Di-assessment

Jakarta International Stadium (JIS) akan direnovasi bila nanti benar-benar menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Kompas.com / Ahmad Zilky
Laga Indonesia All Star U20 vs Bali United U18 pada ajang International Youth Championship 2021 di Jakarta International Stadium (JIS), Jumat (15/4/2022) sore WIB. Terkini, ahli mengungkapkan masalah pada rumput JIS yang tidak sesuai standar FIFA. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jakarta International Stadium (JIS) akan direnovasi bila nanti benar-benar menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

Stadion berkapasitas 82 ribu penonton tersebut saat ini disiapkan untuk menggantikan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) yang pada saat penyelenggaraan hajat tersebut dipakai sebagai venue konser Coldplay. 

Namun demikian, wacana renovasi tersebut, dinilai beberapa orang berbau politis. 

Penilaian tersebut mendapat respons Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo.

Dito menegaskan renovasi JIS tidak politis.

"Nggak, nggak (politis). 22 stadion di Indonesia," jelasnya saat ditemui di Solo Techno Park, Rabu (5/7/2023).

Baca juga: Piala Dunia U-17, Timnas Indonesia Akan Dihuni Pemain Diaspora? Menpora: Baru Didata,PSSI Juga Godok

Sebanyak 22 stadion akan dilakukan assessment sebelum ditentukan menjadi venue Piala Dunia U-17 yang diselenggarakan 10 November sampai 2 Desember 2023.

JIS menjadi salah opsi yang masuk di dalamnya.

Namun, stadion yang konon dirancang Buro Happold, konsultan perencana dari Inggris itu masih memiliki sejumlah PR.

Rumput yang sudah ditanam di JIS, misalnya.

Chairman Karya Rama Prima, Qamal Mustaqim mengungkapkan rumput JIS masih perlu mendapatkan suplai air yang baik dan sinar matahari yang cukup.

"Rumput jenisnya japonica, cuma ditanamn di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air," ucapnya di JIS, Selasa (4/7/2023) dikutip dari Kompas.com.

"Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal. Matahari tidak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari,"tambahnya.

Selain rumput, akses keluar masuk, serta unsur keamanan dan keselamatan stadion masih perlu ditingkatkan. 

Baca juga: Teka-teki Stadion Venue Piala Dunia U17 Indonesia : JIS Dicoret? Alasan Keamanan jadi Pertimbangan

Maka dari itu pemerintah berencana merenovasi sehingga memiliki lima akses.

Nantinya menurut Dito renovasi semacam ini tidak hanya dilakukan di JIS.

"Ini kan tidak hanya JIS. Ada 22 stadion yang kita assessment," kata Dito.

"Kita harus melihat 22 stadion ini yang akan kita assesment apa saja yang perlu diperbaiki dan sempurnakan," tambahnya.

Salah satu yang dilakukan assessment yakni Stadion Manahan. Stadion ini sempat ditetapkan menjadi venue untuk Piala Dunia U-20 yang kemudian batal.

"Manahan salah satu yang diajukan. PSSI dan tentunya FIFA yang melakukan assesment final dan berhak menentukan," tuturnya.

Tanggapan Jubir Anies

Sebelumnya, Juru Bicara Anies, Surya Tjandramenyatakan kalau wacana renovasi yang digadang bakal memakan biaya Rp6 Miliar itu berlebihan.

"Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS," kata Surya, Rabu (5/7/2023) dikutip dari Tribunnews.

"Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," tambahnya.

Surya juga menilai rencana renovasi JIS yang berfokus pada rumput ini dianggap lebih besar rencana politisasinya dibanding untuk pelaksanaan tuan rumah Piala Dunia U17.

Baca juga: World Beach Games Batal di Bali, Masalah Anggaran ? Menpora Akan Dengar Penjelasan KOI

Tak hanya itu, mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga menyoroti pihak yang memeriksa kelayakan rumput JIS.

Dimana dalam hal ini, pemerintah menunjuk kontraktor untuk memeriksa kondisi demikian.

Padahal menurut dia, yang memiliki kelayakan dalam menilai rumput tersebut adalah pada kewenangan FIFA.

Surya juga berpandangan hal ini dianggap tidak etis ketika pihak yang memiliki kepentingan bisnis diminta untuk memberikan evaluasi.

Baca juga: Aji Santoso Waspadai Kekuatan Baru Barito Putera, Optimis Tripoin Milik Persebaya Surabaya

"Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?" beber Surya.

Lebih lanjut, Surya juga merasa janggal dalam proses evaluasi ini, sebab, pemerintah melalui Kementerian PUPR sudah membawa kontraktor padahal proses evaluasi belum selesai.

Kondisi ini menunjukkan kalau seolah-olah ada pihak yang sudah ditunjuk untuk mengerjakan renovasi rumput.

"Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp 6 milyar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?” ujar Surya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved