Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Pendidikan

Intip Keseruan MPLS di SD Al Firdaus, Ada Drama Teatrikal hingga Melepas Balon ke Udara

Guru SD Al Firdaus membalut masa perkenalan dengan mengedukasi anak-anak, menggunakan alat peraga saat perkenalan.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Tribunsolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Keseruan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Al Firdaus, Surakarta yang di ikuti seluruh siswa. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Al Firdaus, Surakarta, siswa disuguhkan sejumlah pengalaman baru yang berlangsung selama beberapa hari (17-21/7/2023).

Hal tersebut sejalan dengan prinsip pengenalan sekolah yang dipegang sekolah.

Kemudian dituangkan kedalam tiga hal penting yakni ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta'awun (saling menolong), dan tasamuh (saling toleran) untuk dijadikan kegiatan.

Baca juga: Pengaruh Screen Time dan Perkembangan Bahasa Anak, Begini Penjelasan Terapis Wicara Puspa Al Firdaus

Semua kegiatan tersebut tertuang dalam sebuah tema "Bersama Al Firdaus Membangun Generasi Milenial yang Berkarakter Islami".

Diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Al Firdaus, Syamsudin Isnanto, selama 3 hari pengenalan lingkungan sekolah yang diberikan kepada siswa tidak sekedar mendengarkan penjelasan dari guru semata.

trfdaa1190
Kepala Sekolah SD Al Firdaus, Surakarta, Syamsudin Isnanto saat berinteraksi dengan salah satu siswa.

Saat siswa hadir, Syamsudin menjelaskan bahwa para guru langsung menyambut para siswa di depan dengan suka cita.

"Itu kami lakukan untuk memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa."

"Jadi guru memang kita siapkan untuk menyambut siswa dengan 5 S, senyum, salam, sapa, sopan dan santun, terlebih sebagai orang Jawa kita harus sumeh (murah senyum)," paparnya.

Itu dilakukan agar siswa merasa nyaman dengan lingkungan barunya.

Untuk memberi kejutan kepada siswa, pihak sekolah sengaja merahasiakan ruang kelas hingga wali kelas dari siswa ataupun wali murid.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kesan berbeda sekaligus membuat siswa aktif dalam menemukan kelas tempat menimba ilmu.

"Bahkan kita juga siapkan drama teatrikal yang diperankan oleh guru menjadi siswa yang menggunakan seragam sekolah untuk memberikan gambaran kepada anak-anak agar lebih semangat," jelasnya.

"Dengan cara itu, anak-anak antusias saat melihat ustazah-nya mengenakan seragam sekolah seperti yang mereka kenakan," tambahnya.

Syamsudin menjelaskan, dalam drama teatrikal tersebut diceritakan seorang anak yang harus berangkat ke sekolah setelah libur panjang, nampak ekspresi malas dan kurang bersemangat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved