Berita Solo
Terdampak Penutupan Simpang Joglo, Pedagang Kecil Harapkan Ada Kompesansi dari Pemkot Solo
Seno berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk pedagang-pedagang kecil seperti dirinya.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pedagang-pedagang kecil yang terdampak penutupan jalan menuju simpang Palang Joglo mengharapkan adanya kompensasi.
Salah satunya, Seno (47) warga Sekip yang memiliki usaha toko kelontong kecil di jalan Kolonel Sugiyono, Sekip.
Seno menerangkan, dulu ia bisa jumawa dengan pendapatan dari usahanya untuk bisa menghidupi keluarga.
"Pendapatan kotornya bisa Rp 1,5 juta sehari. Saya biasanya buka jam 8 pagi sampai jam 1 atau 2 dini hari," ungkap Seno, saat ditemui di lapaknya, Selasa (25/7/2023).
Kini Seno hanya bisa mengantongi pendapatan untuk diputar kembali sebagai modal berdagang setiap hari.
"Wah separuh nggak ada," tambahnya.
Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk pedagang-pedagang kecil seperti dirinya.
"Ya adalah perhatian khusus dari pemerintah setempat, istilahnya kompensasi atau gimana untuk menutup kekurangan-kekurangan apalagi habis keluar biaya sekolah. Tapi kan kebutuhan yang lain juga makin banyak," ujar Seno.
Tidak hanya dirinya, sejumlah pedagang pun juga sering mengeluh hal yang sama kata Seno.
Baca juga: Nasib 21 SD Terdampak Kemacetan Proyek Simpang Joglo: Jam Masuk Mundur, Guru Berangkat Lebih Pagi
Baca juga: Kondisi Jalan Kampung Sadon, Jadi Alternatif saat Simpang Joglo Tutup: Ada Perlintasan Sebidang
"Kalau teman-teman pengusaha kecil ya sama, mengeluh. Masalahnya akses menuju tempat jualan kita ditutup semua," terangnya.
Ia pun juga tidak memiliki niat untuk memindahkan usahanya ke tempat lain yang lebih ramai.
"Nggak ada mas, dari segi keamanan sendiri ya repot. Masalahnya jualan kaya gini, mau bongkar-bongkar ya repot. Bertahan," jelas Seno.
Adapun Seno mengatakan tempat dimana ia berjualan tidak lagi menjadi akses bagi pengendara dari Purwodadi menuju Solo atau sebaliknya, warung dagangan Seno sepi pembeli.
Pedagang yang telah berjualan sejak tahun 1999 itu mengaku pendapatannya menurun drastis.
"Kalau masalah dampak pasti ada, kan ya mestinya yang biasanya lewat sini jadi nggak lewat. Lewat jalur lain," jelas Seno
Lokasi tempat ia berdagang diakui Seno menjadi tempat transit bagi bus-bus malam yang melintas.
Kini otomatis sepi dan tidak ada lagi bus yang berhenti di depan lapak dagangannya.
"Kalau dulu malam biasanya bus malam itu sebelum naik tol ya mampir sini beli apalah, ya rokok ya minuman. Kadang kan yang di depan sini ada jualan wedangan, ya biasanya beli kopi," sambung Seno.
"Ndak ada yang mampir sekarang," tegasnya.
(*)
Biaya Hidup di Kota Solo Murah? Simak Faktor yang Membuat Biaya Hidup di Surakarta Relatif Murah |
![]() |
---|
5 Toko Jas Hujan di Solo Jateng, Sediakan Aneka Jas Hujan Berkualitas dan Harga Bervariasi |
![]() |
---|
Nikmati Pensiun di Solo Jateng, Jokowi Banyak Tawaran jadi Juru Kampanye Calon Kepala Daerah |
![]() |
---|
Saat Kaesang Gendong Bocah Bernama Gibran, Ingatkan ke Warga Kalau Jokowi Sudah Pulang ke Solo |
![]() |
---|
Daftar Tarif Jalan Tol Solo-Klaten, Tak Lagi Gratis Mulai Besok Sabtu 2 November 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.